Selasa, 12 Agustus 2025

Minuman Keras 'Cap Tikus' Sampai ke Luar Negeri

Minuman khas Bumi Nyiur Melambai, Cap Tikus suatu saat pasti menjadi primadona

zoom-inlihat foto Minuman Keras 'Cap Tikus' Sampai ke Luar Negeri
Tribun Kaltim/dok
Petugas memperlihatkan barang bukti minuman beralkohol cap Tikus.

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Minuman khas Bumi Nyiur Melambai, Cap Tikus suatu saat pasti menjadi primadona. Minuman asli Sulawesi Utara ini bisa diolah menjadi berbagai minuman berkelas. Bahkan sudah merambah hotel berbintang.

Tak pelak, sejumlah investor pun berminat mengembangkan minuman berbahan dasar air dari pohon aren ini. Gubernur Sinyo Harry Sarundajang pun mengakui sudah ada beberapa yang bertemu dengannya dan berminat berinvestasi.

Menurut penjelasan Staf Khusus Bidang Investasi Pemprov Sulut, Jackson Kumaat, upaya mempromosikan dan menawarkan Cap Tikus ke pelaku usaha nasional maupun internasional, terus dilakukan.

"Setiap kali mengadakan perjalanan dinas maupun pribadi, kita selalu tawarkan, bahwa Sulut punya produk khas ini. Paling baru saya ke Jakarta, Singapura, Hongkong, dan Jepang, kita tawarkan ke mereka," kata pria yang akrab disapa Jacko ini dari Kyoto Jepang.

Ia mengakui, pemasaran Cap Tikus sejauh ini bisa dibilang konvensional karena hasil produksi pengusaha minuman keras lokal selalu habis diserap pasar lokal. Kalaupun ada, hanya sebagian kecil yang dipasarkan ke luar daerah seperti Papua dan Kalimantan.

"Itulah, kita terus mendorong, bagaimana para 'pemain lama' yakni para pengusaha dan pedagang meningkatkan volume produksi dan berani ekspansi bisnis, semisal go nasional, pasarkan Cap Tikus berlabel atau hasil olahan Cap Tikus lainnya, jangan cuma di Manado," katanya.

Persoalannya,kata Jacko dengan pemasaran yang ada saat ini mereka sudah cukup puas.

"Dengan cara pemasaran seperti itu saja sudah laku. Buat apa harus investasi lagi," tambah Jacko.

Pemerintah lanjut Jacko selalu menawarkan investasi produk Cap Tikus ke pengusaha nasional dan internasional dengan tujuan agar minuman ini bisa dipasarkan secara modern dan berlabel. Agar Cap Tikus dikenal luas, kata dia,  memang perlu investasi tambahan.
"Kita selalu buka pintu untuk itu. Jika regulasinya diikuti, bermanfaat dan meningkatkan income dan derajat hidup petani, silakan," katanya.

Secara pribadi, Jacko yang notabene pengusaha  mengaku tertarik terjun langsung berinvestasi jualan Cap Tikus secara modern.

"Saya sendiri mau. Saya lama memikirkannya. Tapi usaha ini bukan semudah membalik telapak tangan, perlu kajian matang," katanya.

Pria yang pernah mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota Manado ini tergelitik dengan produk minuman keras kemasan (dalam botol, karton) produksi luar negeri.
"Coba perhatikan, minuman botol yang kita minum di Indonesia, menarik karena ada sentuhan modal besar," katanya.

Paling tidak, impiannya, bagaimana Cap Tikus dikemas baik memenuhi standar dan dipasarkan ke luar daerah sehingga bisa memberi nilai tambah ke daerah.

"Siapa yang tak mau, Cap Tikus jadi produk unggulan. Jangan dulu go internasional, skala nasional dulu. Tentu, kalau ini jadi harus ada peningkatan produksi di tingkat petani," katanya.

Soal Cap Tikus yang sering dikambinghitamkan sebagai penyebab tindak kriminal di Sulut, Jacko menilai itu kurang tepat. Katanya, tak perlu Perda, Perwako atau regulasi yang mengatur pembatasan produksi. Yang perlu diperjelas ialah tata niaga minuman khas Sulut ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan