Mahasiswa Tewas Terseret Ombak Laut Selatan
Pantai Selatan Gunungkidul kembali memakan korban jiwa. Seorang mahasiswa, Prama Wahodi (20) tewas setelah terseret ombak
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hari Susmayanti
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Pantai Selatan Gunungkidul kembali memakan korban jiwa. Seorang mahasiswa, Prama Wahodi (20) tewas setelah terseret ombak Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Jumat (1/2/2013) sekitar pukul 17.30 WIB.
Korban langsung ditemukan oleh warga sekitar 10 menit setelah tenggelam. Jenazahnya kemudian langsung dievakuasi oleh tim SAR Pantai Baron ke rumah sakit Bhayangkara Yogyakarta. Korban merupakan mahasiswa Kedokteran Hewan UGM Kelurahan Kepingan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur.
Informasi yang dihimpun Tribun, kejadian ini bermula saat korban bersama teman wanitanya, Masitah Hayati (20) berwisata ke Pantai Drini. Keduanya tiba di pantai sekitar pukul 17.00 WIB.
Tak lama setelah tiba di pantai, kedua sejoli ini kemudian langsung berenang. Karena asyik bermain air, Masitah berenang hingga ke tengah. Nahas, ada ombak besar yang menyeret mahasiswi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ini. Melihat temannya terseret ombak, Prama langsung berusaha menolong.
Setelah berusaha berenang ke tengah, Prama akhirnya bisa meraih Masitah sehingga bisa selamat. Nahas Prama yang berhasil menyelamatkan Masitah, malah terseret ombak sehingga langsung tenggelam. Melihat pacarnya terseret ombak, Masitah langsung berteriak meminta tolong.
Warga sekitar yang mendengar Masitah berteriak meminta tolong langsung mendekatinya. Warga kemudian langsung berusaha menolong korban yang sudah tenggalam. Sekitar 10 menit melakukan pencarian, korban akhirnya langsung ditemukan.
"Korban ini ditemukan 10 setelah tenggelam. Namun korban sudah meninggal dunia," kata Kasat Pol Air, AKP Irianto.
Ia menjelaskan, setelah korban berhasil ditemukan, jenasahnya langsung dibawa menggunakan ambulans ke Polsek Tanjungsari untuk dilakukan identifikasi oleh petugas kepolisian dan dokter dari Polres Gunungkidul.
Sementara itu Kapolsek Tanjungsari, AKP Basiron mengatakan, setelah korban berhasil dievakusi, dirinya langsung berusaha menghubungi orangtua korban. Namun orangtua korban tidak percaya dengan kejadian yang menimpa anaknya.
"Saya telepon orangtuanya yang ada di Kalimantan. Namun malah tidak percaya, dikira saya berbohong dan mereka malah minta nomor telepon anaknya," jelasnya.
Tak lama kemudian, lanjut Basiron, pihaknya berhasil menyakinkan orangtuanya. Setelah itu orangtuanya diberitahu kalau korban dibawa ke ruma sakit Bhayangkara Yogyakarta. Petugas terpaksa membawa korban ke rumah sakit Bhayangkara karena di RSUD Wonosari tidak memiliki, kulkas jenazah. Jika dibawa ke RSUD Wonosari dikhawatirkan jenazahnya akan membusuk.
"Ini langsung dibawa ke rumah sakit Bhayangkara. Korban ini asalnya Kalimantan, kalau dibawa ke RSUD Wonosari, dikhawatirkan jenazahnya akan rusak karena tidak ada tempat penyimpanan mayat," jelasnya.