Penyerapan Raskin Bulog Lampung Masih Rendah
Perum Bulog Divre Lampung berencana menyalurkan pagu raskin ke-15 mulai awal September 2013.
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Noval Andriansyah
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Perum Bulog Divre Lampung berencana menyalurkan pagu raskin ke-15 mulai awal September 2013.
Namun, penyerapan raskin di dua program sebelumnya, yaitu raskin ke-13 dan 14 masih sangat rendah. Tercatat masih 3.692,68 ton raskin yang belum terserap.
Hal itu terungkap saat Perum Bulog Divre Lampung menggelar rapat evaluasi raskin di Kantor Perum Bulog Divre Lampung, beberapa hari lalu.
Humas Perum Bulog Divre Lampung Suzana mengungkapkan, untuk raskin ke-13 yang disalurkan pada akhir Juni lalu hingga saat ini masih menyisakan sebanyak 843,85 ton dari total pagu raskin 8.609,31 ton.
Menurut Suzana, persentasi penyerapan terendah terjadi pada Kabupaten Lampung Barat. Dari total pagu raskin sebanyak 473,94 ton total raskin yang belum tersalurkan sebanyak 129,24 ton, atau masih menyisakan sekitar 28 persen pagu raskin.
Penyerapan lebih rendah, lanjut Suzana, terjadi pada raskin ke-14 yang mulai dibagikan pada awal Juli 2013. "Dari total pagu raskin sebanyak 8.609,31 ton, baru terserap sebanyak 5.760,48 ton. Artinya, dalam hal ini kita masih menyimpan sisa pagu raskin sebanyak 2.848 ton atau sekitar 33 persen," ujar Suzana, Jumat (30/8/2013) malam.
Untuk raskin ke-14 tersebut, kata dia, penyerapan terendah terjadi di Kabupeten Way Kanan. Kabupaten pimpinan Bupati Busatami Zainudin tersebut baru mampu menyerap sebanyak 13,72 persen dari total pagu raskin yang ada. "Artinya dari total 491,86 ton sekitar 424,38 ton belum terserap oleh Way Kanan," ujarnya.
Pagu raskin tersebut, lanjut Suzana, memang tidak hangus begitu saja meski masih banyak yang belum terserap oleh kabupaten bersangkutan. Akan tetapi, sambung dia, bantuan subsidi seperti beras itu pasti sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
"Untuk itu diharapkan agar seluruh kabupaten dapat segera memaksimalkan penyerapan pagu raskin yang ada," jelasnya.
Suzana menambahkan, raskin yang ada tersebut dijual dengan harga Rp 1.600 per kilogram (kg). Sementara normalnya, harga beras berada dikisaran Rp 8 ribu per kg. "Ini supaya masyarakat tidak terlalu terbebani dengan kenaikan BBM (bahan bakar minyak)," katanya.
Suzana memastikan, stok beras yang ada aman dan kualitas beras untuk masyarakat miskin ini juga sudah sesuai standar. Beras tersebut dijual dengan harga murah, karena sudah disubsidi oleh pemerintah. "Kita akan pantau, kalau memang ada keluhan kualitas beras di bawah standar. Asal ada buktinya, pasti nanti diganti," tegasnya.
Jumlah penerima raskin tersebut, sambung dia, sama dengan penerima raskin reguler dan tidak ada perubahan data penerima.
"Harusnya kan masyarakat itu dapat raskin selama 12 bulan. Karena ada kenaikan harga BBM, maka jatahnya ditambah dengan stok setara untuk 15 bulan (raskin ke-13, 14 dan 15)," katanya.