Keluarga Besar tak Rela Laurens Bahang Dama Dimakamkan di Bali
Hingga berita ini dikirim pukul 19.40 Wita belum ada konfirmasi hasil keputusan dengan anak rona di Mano.
Editor:
Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, RUTENG-Keluarga besar Laurens Bahang Dama di Kampung Dewuk, Desa Lenang, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, bersedih. Pada Jumat (15/8/2014) sore, menerima telepon dari istri Laurens Dama di Denpasar bahwa Laurens Dama dimakamkan di Denpasar.
Untuk acara pemakaman Laurens Dama di Denpasar, istri Laurens Dama, Jimor Siena Katarina Jerubu, mencarter pesawat Garuda untuk mengangkut keluarga Dewuk dan Mano di Labuan Bajo, Sabtu (16/8/2014).
Keputusan istri Laurens Dama ini tidak disetujui keluarga di Dewuk. Karena itu, mereka mengutus adik Laurens Dama, Fridus Asman ke Mano untuk mengajak anak rona agar kompak tidak ke Denpasar mengikuti pemakaman Laurens Dama.
"Kami sudah kirim adiknya Pak Laurens ke Mano agar kompak tidak ke Denpasar ikut pemakaman Laurens di Denpasar," kata Dominikus.
Hingga berita ini dikirim pukul 19.40 Wita belum ada konfirmasi hasil keputusan dengan anak rona di Mano.
Keluarga di Dewuk masih berharap Laurens dimakamkan di Manggarai. Harapan ini disampaikan bapak besar Laurens Bahang Dama, Rafael Koo, didampingi bapak kecilnya, Dominikus Radus dan Donatus Hambur, mama kecilnya, Lusia Ndindak.
Begitu pula harapan puluhan anggota keluarga lain yang berkumpul di rumah besar di Kampung Dewuk, Desa Lenang, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Jumat (15/8/2014) sore.
Mereka mengatakan, semula mereka sangat berharap Laurens Bahang Dama dimakamkan di kampung halamannya di Dewuk, karena Dewuk merupakan kuni agu kalo (tanah kelahirannya).
"Apapun masalahnya dia (Laurens) harus dimakamkan di sini (Kampung Dewuk) karena di sini kuni agu kalo-nya," kata Dominikus Radus, yang terus meneteskan air matanya.
Namun, lanjut Dominikus, keluarga anak rona (pihak istri) di Mano juga menginginkan almarhum Laurens Bahang Dama dimakamkan di Mano.
Lantaran kedua pihak (keluarga di Dewuk dan Mano sama-sama pertahankan agar almarhum dimakamkan di tempat mereka, demikian Dominikus, maka agar tidak terjadi keributan antara kedua belah pihak (keluarga Dewuk dan anak rona Mano), maka istri almarhum Laurens Dama memutuskan almarhum dimakamkan di Denpasar (Bali).
Jika dimakamkan di Bali berarti harus mengikuti peraturan pemerintah setempat, yakni setelah lima tahun digali lagi lalu dikremasi. Hal inilah yang membuat keluarga Dewuk tidak rela.
Karena itu, keluarga Dewuk akhirnya 'mengalah' dan merelakan Laurens Bahang Dama dimakamkan di tempat anak rona di Mano.
"Kami rela anak kami dimakamkan di tempat anak rona di Mano, asalkan jangan di Bali. Biar sudah, dia kubur di Mano, walaupun sebenarnya tidak bisa karena tanah kelahirannya di Dewuk," kata Rafael dan Dominikus.
Pantauan Pos Kupang di Dewuk, keluarga sudah membangun tenda di depan rumah. Di dalam tenda berukuran sekitar 9 x 9 meter itu terlihat tumpukan kursi plastik. Juga ada tiga krans bunga ucapan dari Kantor Pelabuhan Syahbandar Labuan Bajo, Dirjen Perhubungan Laut dan dari Partai Gerindra.
Di samping tenda juga dinaikkan bendera merah putih setengah tiang. Di dalam rumah besar duduk anggota keluarga sambil berbincang-bincang berdiskusi tentang Laurens.
Ada yang mengisi waktu bermain kartu. Menurut warga malam ini merupakan malam ketiga mereka mete malam.