Pengusaha Angkot Bandung Tolak Bus Gratis
Di hari pertama pengoperasian bus sekolah gratis yang diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, sudah muncul penolakan
Editor:
Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.BANDUNG,- Di hari pertama pengoperasian bus sekolah gratis yang diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, sudah muncul penolakan dari sejumlah pengusaha dan sopir angkutan kota (angkot) jurusan Abdul Muis-Dago, Rabu (8/10). Mereka menolak karena adanya bus gratis mengurangi jatah penumpang pelajar yang biasa menggunakan angkot.
Penolakan para pengusaha dan sopir angkot ini dilakukan dengan cara menuliskan surat yang berisi penolakan terhadap operasional bus yang mengganggu trayek mereka. Ada empat lembar kertas yang dituliskan oleh kumpulan pengusaha dan sopir angkot ini. Satu surat berisi keterangan bahwa mereka menolak adanya operasional bus sekolah gratis trayek Terminal Dago hingga Terminal Leuwipanjang. Tiga lainnya berisi nama sopir beserta nomor polisi angkot dan tanda tangan mereka yang setuju agar bus sekolah gratis diberhentikan.
Kepala Bagian Usaha Angkot Abdul Muis-Dago, Ema Kasma (57), mengatakan, mereka merasa dirugikan dengan adanya bus gratis ini. Pasalnya, bus sekolah gratis melalui jalur trayek angkot sehingga mengganggu pendapatan para pengusaha dan sopir angkot.
"Para pengusaha merasa keberatan, merasa dirugikan. Walaupun pemerintah punya program baik, banyak yang dirugikan, seperti pengemudi dan pengusaha. Kalau bisa, pihak pemerintah membatalkan peluncuran bus," ujar Eme kepada Tribun saat ditemui di dekat Terminal Dago, kemarin.
Eme juga meminta agar Pemkot Bandung mengkaji ulang pengadaan bus sekolah gratis ini. Sebab, menurut mereka, banyak yang dirugikan dengan adanya bus sekolah gratis ini. Terutama para pengusaha dan sopir angkot yang jalur trayeknya terlewati oleh bus tersebut. "Kalau pemerintah sayang masyarakat, tolong berhentikan," katanya.
Ia mengatakan, daripada menggunakan bus sekolah gratis, lebih baik mereka siap untuk mengangkut para pelajar secara gratis pula. Namun tentunya perlu anggaran untuk memberlakukan angkot gratis. "Sekarang daripada beli bus mahal, perawatannya mahal, mending optimalkan saja angkot. Anggaran bus diberikan ke angkot," katanya.
Kobanter Baru, koperasi yang menaungi angkot se-Kota Bandung, menilai bahwa adanya bus sekolah gratis yang baru dinilai terlalu cepat. Ketua Kobanter Baru, Dadang Hamdani, mengatakan, belum ada sosialisasi tentang munculnya bus sekolah gratis ini. Terlebih, kata Dadang, sosialisasi tidak dilakukan ke pengusaha-pengusaha angkot yang jalurnya terlewati oleh bus sekolah gratis ini.
"Melihat kondisi di lapangan seperti itu, kami menyampaikan untuk ditunda dulu, mengingat ini sosialisasi belum maksimal, solusi juga belum ada. Kita tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," ujar Dadang kepada wartawan di kantor Kobanter, Jalan Sadang Serang Bandung, kemarin.
Pihak Kobanter Baru, kata Dadang, akan mengirim surat ke dinas terkait agar pengoperasian bus sekolah gratis bisa ditunda terlebih dahulu. "Para KPU sekarang lagi buat penolakan secara tertulis biar nanti disampaikan ke yang berwenang. Kami minta diperhatikan. Kalau kami diuntungkan, akan kami dukung. Tapi kalau ada perubahan transportasi, apalagi gratis dan mematikan angkot, perlu ditinjau kembali," katanya.
Menurut Dadang, penolakan terjadi tidak hanya di Terminal Dago, tapi juga di dua terminal lain yang menjadi tempat mangkal bus sekolah, Terminal Antapani dan Ledeng. "Angkot jalur yang kena dampak udah pada nge-bel. Dari anggota dan pengusaha sudah bel. Antapani-Ledeng juga sama. Margahayu-Ledeng juga menyampaikan keberatan-keberatan," katanya.
Selain itu, menurutnya, pengkajian lebih dalam memang perlu dilakukan oleh Pemkot Bandung. Ia melihat, adanya bus sekolah gratis pun tidak disertai dengan penataan infrastruktur untuk jalur bus itu sendiri.
"Infrastruktur belum siap. Lihat saja bus sebesar itu kalau manuver (belok) ke Terminal Dago kan susah. Kalau busnya seperempat mah bisa, apalagi di Ledeng yang padat, manuver satu bus saja bikin macet," katanya.
Sebelumnya, ditemui seusai peluncuran bus sekolah gratis, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan bus gratis ini tidak mengambil jatah penumpang angkot. "Angkot tak perlu khawatir kehilangan penumpang karena bus sekolah mengambil penumpang yang selama ini memakai kendaraan pribadi, motor, dan mobil," ujar Emil.
Emil mengatakan, saat ini warga Kota Bandung yang menggunakan angkutan umum hanya dua puluh persen. Sisanya, 80 persen, menggunakan mobil pribadi dan sepeda motor.
Tak Ada Bus Siang