Cerita Korban Banjir di Tenda Pengungsian: Kalajengking hingga Ular Pun Masuk Rumah
Tanpa membawa perlengkapan para korban banjir duduk dan beristirahat di dalam tenda yang baru didirikan pada Jumat sore.
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Bencana Banjir terus meluas hingga ke Kota Jambi. Sekitar 100 warga Kelurahan Legok, Kecamatan Broni, Kota Jambi, Jumat (17/3/2017) sore terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam banjir.
Jumat malam, di posko pengungsian korban banjir di kawasan Danau Sipin mulai ramai didatangi warga yang tinggal di kawasan Danau Sipin, Kelurahan Legok.
Tanpa membawa perlengkapan para korban banjir duduk dan beristirahat di dalam tenda yang baru didirikan pada Jumat sore.
Lismawati (22) warga Rt 21 Kelurahan Legok terpaksa mengungsi karena rumahnya sudah tak lagi bisa ditempati.
Luapan air Sungai Batanghari juga mengakibatkan naiknya volume air di Danau Sipin.
Akibatnya air masuk hingga ketinggian 30 cm di dalam rumah panggung yang ditempatinya bersama anak dan suaminya.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak satu pekan terakhir.
"Sebelumnya dari kemarin mau ngungsi tapi posko belum ada, jadi pas tahu sore tadi sudah disiapkan posko makanya langsung kemari," kata Lisma.
"Kalau di jalan depan rumah air dua meter lebih, itu aja rumah kami panggung, di dalam rumah air sampai lutut," katanya.
Baca: Sandiaga Rogoh Kocek Pribadi Rp 7 Miliar Biayai Kampanye Putaran Kedua
Lisma mengaku khawatir akan meningkatnya debit air yang bisa menenggelamkan rumahnya. Karena itu ia memilih mengungsi demi kebaikan anaknya yang masih bayi.
"Kemarin sempat demam, karena basah terus, kalau dibiarin anak maunya main air terus, takut jadi tambah sakit," katanya.
Belum lagi kondisi sampah yang masuk ke dalam rumah membuatnya kian khawatir akan kesehatan anaknya.

Selama satu minggu terakhir, ia sempat bertahan di rumah dengan hanya membuat panggung di dalam rumah untuk menyimpan barang berharga dan tempat tidurnya bersama keluarga.