Erupsi Gunung Agung
Gunung Agung Sudah Keluarkan Gas Berbahaya, Warga Diimbau Tidak Mendekati Kawah
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali Dewa Made Indra menyebut saat ini Gunung Agung di Kabupaten Karangasem sudah mengeluarkan gas di kawah gunung.
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Dewa Made Indra menyebut saat ini Gunung Agung di Kabupaten Karangasem sudah mengeluarkan gas di kawah gunung.
Karenanya, ia mengimbau masyarakat supaya tidak mendekati kawah karena berbahaya jika sampai menghirup gas yang dihasilkan kawah gunung.
"Kita mengimbau masyarakat supaya tidak mendekati kawah karena kawah bisa mengeluarkan gas dan kalau terhirup akan berbahaya. Gas itu sekarang sudah muncul tetapi masih di kawah belum naik keluar (gunung)," ujar Dewa Indra kepada Tribun Bali, Jumat (15/9/2017).
Radius 2,5 kilometer dari kawah tidak bisa dimasuki saat ini karena ditakutkan gas itu akan terhirup oleh masyarakat dan membahayakan.
"Sewaktu-waktu dalam level waspada gas bisa naik," tambah Dewa Indra.
Status Gunung Agung sudah dinaikkan dari Level I (Normal) ke Level II (Waspada) berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak Kamis (14/9/2017) pukul 14.00 Wita.
Namun sampai kemarin belum ada erupsi baik debu atau abu yang keluar dari gunung tertinggi di Bali ini.
Dijelaskannya, Gunung Agung sudah memiliki peta kawasan rawan bencana (KRB).
KRB I paling bawah, KRB II di tengah, dan KRB tiga di atas.
Baca: Pantun Bagi Dong Sepedanya Mahasiswa UMB, Jokowi pun Batal Berikan Pertanyaan
Nantinya diprediksi jika ada erupsi, lahar yang keluar akan mengarah ke utara, selatan, dan tenggara.
"Kita sampai saat ini belum ada pemberian masker karena belum ada abu vulkanik. Begitu juga kita belum memberikan pengumuman adanya gangguan penerbangan, kalau nanti mengeluarkan abu pasti diumumkan," jelasnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat tidak panik karena semua gunung berapi berpotensi mengalami erupsi.

Namun, tidak ada erupsi gunung berapi yang tiba-tiba dan itu melalui proses yang bisa diamati, beda halnya dengan gempa.
"Level I normal, level II waspada, level III siaga, dan level IV awas. Itu bisa diprediksi," ujarnya.