Jumat, 22 Agustus 2025

Para Pengemis di Bali Sanggup Setor Rp 1,5 Juta Per Bulan Agar Tak Diciduk

Suatu kali pengemis sanggup memberi pelicin kepada petugas Satpol PP Badung sebesar Rp 1,5 juta per bulan agar tak diciduk.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Putu Darmendra
Sebanyak 50 orang yang mengemis di wilayah Gianyar ditangkap Satpol PP Kabupaten Gianyar, Rabu (27/4/2016). TRIBUN BALI/I PUTU DARMENDRA 

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Komandan Regu Satpol PP Kuta, Badung, I Nengah Wika mengungkapkan betapa besarnya penghasilan para pengemis yang meraup duit di kawasan Kuta, Badung.

Saking besarnya penghasilan, suatu kali mereka sanggup memberi pelicin kepada petugas Satpol PP Badung sebesar Rp 1,5 juta per bulan agar tak diciduk.

"Suatu kali sempat kami pancing untuk mengetahui berapa besar penghasilan mereka. Sewaktu kami tangkap, saya pura-pura tanya kepada mereka `kamu bolak-balik kena tangkap, gimana kalau kamu kerja sama dengan Satpol PP? Berani bayar berapa kamu?` Nah ternyata mereka berani setor Rp 1,5 juta. Bayangkan, kalau masing-masing berani bayar Rp 1,5 juta, jelas penghasilan mereka besar," ungkap Wika kepada Tribun Bali pekan lalu.

Pengemis yang kerap beroperasi di Badung selatan, khususnya Kuta, kebanyakan berasal dari Munti Gunung dan Medahan, Karangasem.

Mereka rata-rata beroperasi dengan membawa anak kecil bahkan membawa balita yang masih berusia empat bulan.

Menurut Wika, pengemis di Badung sangat sulit diberantas. Sebab, setiap dipulangkan ke daerah asalnya, biasanya sudah kembali lagi ke tempat mereka mengemis dua hari kemudian.

"Sekarang memang mereka memilih beroperasi di kawasan Imam Bonjol (Denpasar) - Sunset Road dan Jalan Nakula. Kami juga sudah rutin melakukan penertiban. Tapi seperti debu, setelah dibersihkan masih muncul lagi," terangnya.

Baca: Mengintip Kehidupan Pengemis di Bali: Hasilkan Rp 9 Juta Per Bulan, Setara Gaji Asisten Manajer

Wika menduga kuat para pengemis di Kuta seperti ada yang mengkoordinasi.

Ketika beroperasi, jelas Wika, yang disuruh bergerak adalah anak-anak di bawah umur yang berpakaian lusuh. Sedangkan, satu orang yang ia sebut bernama Naya, cuma memantau.

"Saya curiga kok seperti ada bosnya. Si wanita bernama Naya ini, dia cuma duduk dan memantau. Terus yang disuruh gerak adalah anak-anak," kata Wika.

Para pengemis asal Karangasem ini sebetulnya sudah sempat diberikan wadah untuk belajar keterampilan, khususnya untuk anak-anak.

Para pengemis melakukan aksi mengemisnya di kawasan wisata Ubud, Bali. TRIBUN BALI/I PUTU DARMENDRA
Para pengemis melakukan aksi mengemisnya di kawasan wisata Ubud, Bali. TRIBUN BALI/I PUTU DARMENDRA (Tribun Bali/I Putu Darmendra)

Namun cara itu rupanya tidak berhasil memotong kebiasaan mereka mengemis.

"Orang tua si pengemis anak datang, dan bilang `biarlah anak saya bodoh, yang penting bisa cari uang`," kata Wika, menirukan perkataan orang tua pengemis anak.

Camat Ubud, Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Suamba, juga seakan kehabisan akal untuk mengatasi beroperasinya pengemis di wilayahnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan