Akun Bisa Dibajak saat Lakukan Video Call, WhatsApp Langsung Lakukan Perbaikan
Sebuah celah keamanan (bug) di layanan pesan WhatsApp memungkinkan para peretas mengambil alih akun pengguna ketika mereka sedang melakukan video call
Penulis:
Natalia Bulan Retno Palupi
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah celah keamanan (bug) di layanan pesan WhatsApp memungkinkan para peretas mengambil alih akun pengguna ketika mereka sedang melakukan video call.
Hal ini dilaporkan oleh situs teknologi ZDnet dan The Register pada Rabu (10/10/2018).
Dilansir Tribunnews.com dari Reuters pada Kamis (11/10/2018), bug yang memengaruhi aplikasi WhatsApp pada smartphone Apple dan Android telah ditemukan pada akhir Agustus.
Dan langsung diperbaiki pada awal Oktober. Pada awalnya pihak Facebook (yang kini mengakuisisi WhatsApp) tidak menanggapi permintaan untuk menanggapi kejadian ini.
Baca: Waspada Peretasan Terjadi di WhatsApp yang Bisa Mengambil Alih Akun Sepenuhnya
Tidak jelas apakah bug itu pernah digunakan dalam serangan sebelum diperbaiki.
"Ini adalah masalah besar," kata Travis Ormandy, seorang peneliti di Google Project Zero yang menemukan bug tersebut di akun Twitter-nya.
"Aplikasi WhatsApp bisa dibajak hanya dengan menjawab video call dari seorang hacker," tambahnya.
Diketahui, Facebook telah mengalami serangkaian masalah terkait keamanan pada tahun lalu.
Pada minggu lalu, perusahaan mengungkapkan pelanggaran keamanan terburuknya yang memengaruhi hampir 50 juta akun.
Hingga akhirnya WhatsApp langsung memberikan pernyataan bahwa pihaknya sudah menambal ulang keamanan tersebut di aplikasinya, Rabu (10/10/2018).
Penambalan dilakukan di platform Android maupun Apple (iOS).
"Kami secara rutin terlibat dengan peneliti keamanan dari seluruh dunia untuk memastikan WhatsApp tetap aman dan andal," kata sang penyedia layanan instan itu.
"Kami segera mengeluarkan perbaikan ke versi terbaru WhatsApp untuk menyelesaikan masalah ini," tambahnya.
Karyawan WhatsApp yang akrab dengan masalah ini mengatakan tidak ada bukti bahwa peretas benar-benar mengeksploitasi bug untuk meluncurkan serangan.
Seorang juru bicara Google juga mengatakan perusahaan tidak menyadari bug yang pernah digunakan dalam serangan sebelum ditambal.