Pernikahan Artis
Andai Kelak Tak Lagi Populer, Dewi Perssik Takutkan Ini yang Terjadi Pada Angga Wijaya
Ada nada kekhawatiran yang keluar dari mulut Depe, jika kelak popularitasnya menurun, masih maukah suaminya mendampingi?
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski kerap tampil bersama dan kabar bahagia itu sudah tersiar luas, pasangan selebritas Dewi Perssik (32) dan Angga Wijaya baru mengakui telah sah menjadi suami dan istri Minggu lalu.
Tepatnya saat di panggung ulang-tahun ke-25 ANTV berjudul Indonesia Keren 3 yang disiarkan langsung dari Ecovention Hall, Eco Park, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (25/3/2018) malam.
Disela perayaan ulang-tahun ANTV, Depe—sapaan Dewi Perssik—dan Angga menggelar resepsi pernikahan yang juga dihadiri kedua orangtua masing-masing.
Baca: Armand Maulana Yakin Ayu Tetap Akan Jadi Vitamin untuk Musik Indonesia
Di atas panggung, mereka juga dibuatkan pelaminan dan memakai busana adat Jawa layaknya pengantin yang sedang berpesta pada umumnya.
Ada nada kekhawatiran yang keluar dari mulut Depe, jika kelak popularitasnya menurun, masih maukah suaminya mendampingi?
"Saat ini saya merasa, siapapun laki-laki pasti nggak melihat sisi pribadi Depe, tapi nama Depe. Saat ini Allah memberi kejayaan buat saya. Tapi apakah nanti kalau Depe sudah tidak jaya lagi, Angga Wijaya masih mau bersama saya?" kata Depe.
Pernyataan itu terucap seakan Depe masih dihantui ketakutan akan kembali dicampakkan Angga jika tidak lagi populer.
Mendengar pengakuan Depe, Angga meyakinkan istrinya bahwa cintanya sangat tulus.
"Selama ini banyak yang tidak suka, saya mendapatkan Dewi. Tapi saya selalu memastikan istri saya, jangan dengarkan omongan orang. Cinta saya benar-benar tulus," ucap Angga.
Angga yang sampai sekarang masih menjadi personal manager untuk Depe ini justru menginginkan istrinya tersebut tinggal di rumah.
"Biar saya yang bekerja," katanya.
Sebelum resepsi digelar atas bantuan ANTV, Depe melepas masa janda dan menikah ketiga kalinya bersama Angga di rumah orangtua Depe di Sumbersari, Jember, Jawa Timur, 10 September 2017. (san/kin)