MotoGP
Teriakan Marc Marquez soal Kontroversi Penalti Ban di MotoGP 2025, MM93 Minta Keringanan Hukuman
Marc Marquez merasa hukuman soal penalti ban yang memicu kontroversi di MotoGP 2025 terlalu berat. Sanksi hukuman waktu agar dikurangi.
Penulis:
Drajat Sugiri
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Aturan tekanan ban pada MotoGP 2025 kembali menuai sorotan, kali ini datang dari pembalap Ducati Lenovo Team, Marc Marquez.
Juara dunia MotoGP enam kali ini setuju dengan tujuan aturan tersebut untuk alasan keselamatan. Tetapi MM93 merasa ada satu hal yang perlu diubah yakni sistem penaltinya yang dianggap terlalu berat.
Aturan tekanan ban ini mulai diterapkan sejak musim lalu, yang justru memicu sebuah kontroversi pada MotoGP 2025.
Pembalap yang gagal mempertahankan tekanan ban minimum selama persentase putaran tertentu akan dikenai hukuman.

Ada pun aturannya adalah tekanan ban harus 30 persen di atas tekanan minimum untuk sprint race.
Sementara untuk grand prix atau balap utama, tekanan ban harus 60 persen di atas tekanan minimum.
Hukumannya tidak main-main, yaitu 8 detik di sprint race dan 16 detik di balapan utama.
"Sebenarnya saya setuju dengan regulasi itu, karena itu menyangkut soal keselamatan," ujar Marc Marquez dikutip dari laman Crash.
Namun, menurutnya, penalti yang diterapkan saat ini terlalu berlebihan dan tidak masuk akal.
"Benar, menurutku penaltinya terlalu berat. Saya setuju jika penaltinya dikurangi beberapa detik, mungkin dikurangi sebagian. Mungkin empat detik saja di Sprint, dan delapan detik di balapan utama sepertinya lebih logis," terusnya.
"Sekarang penalti yang berlaku adalah delapan detik di Sprint dan 16 detik di balapan utama, itu kan penalti yang sangat besar dan lebih baik menunggu yang lain," tegas pembalap kelahiran Cervera, Spanyol.
Baca juga: 3 Polemik Alokasi Motor Ducati di MotoGP 2026: Cabut Privilege Tim Rossi, Adik MM93 Diistimewakan
Marquez sendiri hampir saja terkena penalti ini di sprint race MotoGP Ceko.
Setelah menerima peringatan di dashboard tunggangannya, pembalap Ducati itu sengaja melambat sehingga disalip Pedro Acosta untuk berada posisi terdepan.
Pada prosesnya, Marc Marquez memanfaatkan slipstream Acosta untuk meningkatkan tekanan dan suhu ban motornya, lalu pelan-pelan kembali memimpin dan memenangi balapan.
Strategi ini bukan yang pertama dilakukan Marquez. Sebelumnya, Marquez melakukannya di Buriram agar terhindar dari penalti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.