Sabtu, 20 September 2025

Piala AFF U19

Evan Dimas, Tak Pernah Lupa Minta Doa Ibu

Pemain jebolan PS Mitra Surabaya ini menjadi pemain paling subur di Timnas Indonesia dengan torehan lima gol.

Editor: Ravianto
Evan Dimas 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebelum Piala AFF U-19 digelar, nama Evan Dimas Darmono belum banyak dikenal. Kapten tim Garuda Muda itu memang baru tercatat sebagai gelandang serang Persebaya 1927 .

Tetapi ketika tampil membela Merah Putih di Piala AFF U-19, sosok pemain yang pendiam dan rendah hati itu, justru menjadi perhatian pecinta bola, bahkan pelatih tim-tim peserta Piala AFF karena penampilan dan kemampuan bolanya yang konsisten selama turnamen berlangsung.

Putra pertama dari pasangan Condro Darmono dan Ny Ana itu selalu agresif, lincah dan tanpa kompromi saat memainkan bola di lapangan. Ini sangat berbeda dengan penampilannya ketika di luar lapangan yang tidak banyak omong dan murah senyum.

Pemain jebolan PS Mitra Surabaya ini menjadi pemain paling subur di Timnas Indonesia dengan torehan lima gol. Kemasan gol sebanyak itu menujukan bukti, Evan merupakan pemain berbakat luar biasa.

Tak hanya memiliki naluri mencetak gol tinggi, Evan juga mahir mengatur tempo permainan, mendistribusikan bola dan sebagai pemain pengatur serangan.

Anak pertama dari empat saudara ini ibarat roh dan otak permainan Merah Putih. Kehadiran Evan selalu dinanti-nantikan dan jadi peran penting di skuad Indonesia. Tanpa Evan, permainan Indonesia bisa goyah karena tidak ada pengatur lapangan di sektor tengah.

Evan mengawali karir sepak bola bersama Sekolah Sepak Bola (SSB) Mitra Surabaya ketika berusia 11 tahun. Sejak kecil, Evan yang juga hobi bermain tenis meja ini menyukai sepak bola.

Evan tumbuh dikeluarga sederhana. Ayahnya, Condro Darmono sehari-harinya bekerja sebagai petugas keamanan, ibunya, Ny Ana sebagai ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.

Evan merupakan satu-satunya pemain Indonesia yang dikirim sebuah perusahaan perlengkapan olahraga untuk menimba ilmu sepak bola di Bercelona, Spanyol selama dua pekan.

Setelah belajar di Bercelona, Evan pernah membela tim Jawa Timur di PON XVIII/2012 di Riau. Sayang, Jatim gagal total pada ajang empat tahunan tersebut.

Setelah PON 2012, Evan memutuskan bergabung dengan Persebaya 1927. Dia juga tercatat sebagai pemain Timnas Indonesia mulai U-17.

Adalah mantan Pelatih Persebaya Ibnu Grahan yang memberi rekomendasi Evan masuk Persebaya, meski di tim kebanggaan arek-arek Suroboyo itu, karirnya belum mulus karena statusnya dari pemain amatir ke profesional 'digantung' PSSI.

Pemain kelahiran 1996 ini masih merasa banyak kekurangan. “Saya masih butuh jam terbang lebih banyak lagi. Saya masih baru memulai dan akan terus berusaha berkembang,” aku Evan.

Baginya, apa yang telah dicapainya sejauh ini berkat dukungan semua rekan-rekannya di Timnas dan bimbingan pelatih. “Saya punya teman yang bisa membantu saya untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan sendiri. Saya juga mempunyai pelatih yang tekun dan sabar dalam membina saya,” aku pemain bernomor punggung 6 ini.

Menapaki jalan jadi pemain hebat bagi Evan butuh waktu yang tak sebentar. Ia sangat menyadari, apa yang dilakukan saat ini masih jauh dari harapan. Terus belajar untuk memperbaiki diri dan selalu mendengarkan arahan para pelatih dinilai sebagai kunci yang bisa membukakan jalan menuju harapannya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
4
4
0
0
8
2
6
12
2
Persija Jakarta
5
3
2
0
12
3
9
11
3
Arema FC
5
2
2
1
8
5
3
8
4
PSIM
5
2
2
1
6
5
1
8
5
Persijap
5
2
2
1
6
6
0
8
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan