Liga 1
Apa yang Menyulut Emosi Saddil Ramdani Hingga Memukuli Seorang Perempuan?
Diakui ia memang sebelumnya berpacaran dengan korban. Apa yang menyulut emosi Saddil Ramdani hingga dia memukuli ASR?
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Pemain sayap Persela Lamongan yang juga pilar Timnas U-19 Indonesia, Saddil Ramdani mengaku akan menjalani proses hukum yang ada saat menghadapi tuduhan penganiayaan hukum terhadap seorang perempuan.
Saddil Ramdani (19), asal Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polres Lamongan setelah proses perdamaian antara Saddil dan ASR, perempuan yang mengaku dipukuli, tak menemui titik temu.
"Saya akan mengikuti proses hukum ini dengan baik, dan saya akan ikuti apapun itu," ucapnya
Apa yang menyulut emosi Saddil Ramdani hingga dia memukuli ASR?
Keributan yang terjadi itu menurut Saddil kemungkinan karena dirinya kurang fokus dan kecapekan sehingga membuat keresahan di masyarakat.
"Kemarin itu tidak ada apa-apa, hanya saya dibikin ribut di asrama Persela," katanya.
Dia mengakui, sebelumnya memang berpacaran dengan korban, namun sudah enam bulan putus dan tidak pernah kontak lagi. Tiba-tiba korban datang menemui Saddil dan terjadilah keributan itu.
Ditanya luka di wajah ASR, Saddil mengaku hal itu dikarenakan terkena cakarannya hingga berdarah. Apa yang terjadi itu, katanya, adalah spontanitas.
"Mungkin tergores dan keluar darah, dan tidak sampai terjadi apa-apa," katanya.
Kejadian yang dialaminya ini, bagi Saddil akan menjadi pelajaran berharga buatnya dan sejatinya ia tidak ingin kasus ini terjadi.
Meski begitu, ia menegaskan, siap menjalani semua proses. Dia mengaku sudab beritikad baik dengan meminta maaf, sudah memanggil keluarga korban. Tapi keluarga menolak damai.
"Saya laki-laki, ikhlas akan menghadapi semua ini dan memohon maaf," kata Saddil.
Dilansir Tribun Jatim, semula, korban ASR (19) asal Sumobito, Jombang pada Kamis (01/11/2018) pagi usai kejadian sudah bisa diajak damai oleh Saddil.
Bahkan kesepakatan damai itu sudah berjalan sehari hingga sore hari.
Namun kesepakatan damai itu batal setelah ibu korban tiba di Polres Lamongan mengajukan sejumlah persyaratan.