Pendiri WhatsApp Putuskan Hengkang, Gara-gara Skandal Kebocoran Data?
Koum awal pekan ini mengumumkan telah meninggalkan Facebook, perusahaan yang membeli WhastApp senilai 19 miliar dollar AS
TRIBUNNEWS.COM - Setelah Brian Acton lebih dulu mundur dari Facebook pada akhir 2017, kini giliran CEO WhastApp Jan Koum melakukan hal serupa dengan rekannya sesama pendiri perusahaan pesan instan tersebut.
Koum awal pekan ini mengumumkan telah meninggalkan Facebook, perusahaan yang membeli WhastApp senilai 19 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 200 triliun pada 2014 lalu.
“Sudah hampir satu dekade sejak Brian (Acton) dan Saya memulai WhatsApp. Ini adalah perjalanan luar biasa dengan orang-orang terbaik. Tapi sekarang saatnya bagi saya untuk move on,” tulis Koum dalam sebuah pesan farewell di akun Facebook miliknya.
Koum merupakan imigran asal Ukraina, Uni Soviet yang pindah ke Amerika Serikat untuk memulai hidup baru.
Koum bertemu dengan Acton pada 1997 saat keduanya sama-sama bekerja di Yahoo. Acton dan Koum mendirikan perusahaan WhatsApp Inc. pada Februari 2009 di California, awalnya sebagai penyedia layanan update status di ponsel, sebelum kemudian berubah menjadi pesan instan.
Kini, WhatsApp adalah aplikasi pesan instan terbesar di dunia dengan jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 1,5 miliar, yang tercatat pada Januari 2018.
Apa yang akan dilakukan Koum setelah mundur? Dia menyebut bakal menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang dia senangi, di luar dunia teknologi.
“Misalnya, mengoleksi mobil Porsche berpendingin udara yang langka, mengoprek mobil-mobil saya, dan bermain ultimate frisbee,” tulisnya.
Pasca akuisisi WhatsApp oleh Facebook pada 2014, dompet Koum memang menjadi sangat tebal.
Saham WhatsApp sebesar 45 persen yang dimilikinya diperkirakan bernilai 6,8 miliar dollar AS.
Masalah privasi?
Ada apa di balik kepergian Koum dari WhatsApp? Hengkangnya sang pendiri aplikasi pesan instan terpopuler sejagat ini disinyalir berkaitan dengan konflik soal kebijakan privasi pengguna antara WhastApp dan induk semangnya, Facebook.
Sedari awal, Koum dan Acton mendirikan WhatsApp dengan fokus terhadap privasi pengguna dan menolak kehadiran iklan.
Koum pun berjani akuisisi oleh Facebook tak bakal berdampak pada prinsip WhatsApp.
Baca: Sudah Tak Pernah Bikin Sensasi, Kini Awkarin Mulai Bisnis Hijab, Netizen Syok Lihat 7 Fotonya Ini