Sabtu, 6 September 2025

Waspada, di YouTube Kids Ada Video Instruksi Bunuh Diri untuk Anak-anak

Dr Free Hess, dokter spesialis anak sekaligus seorang ibu, menemuan video berbahaya yang diunggah ke YouTube Kids.

Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Shutterstock
YouTube. 

TRIBUNNEWS.COM - Dr Free Hess, dokter spesialis anak sekaligus seorang ibu, menemuan video berbahaya yang diunggah ke YouTube Kids.

Dia mengatakan, dalam video yang membahas game anak-anak itu setelah beberapa menit seorang pria yang memberikan instruksi cara untuk bunuh diri. "Saya amat terkejut," kata Hess.

Dia menambahkan, sejak saat itu adegan instruksi bunuh diri tersebut disebar ke berbagai video seperti game Nintento populer Splatoon di YouTube dan YouTube Kids.

Dokter Hess yang berasal dari Florida, AS ini sudah lama menulis blog tentang video-video berbahaya dan berupaya agar video tersebut dihapus.

Baca: Alasan YouTube Berikan Penghargaan Diamond Play Button untuk Atta Halilintar dan Ria Ricis

Baca: Lika-liku Perjalanan Ria Ricis untuk Jadi Youtuber Sukses, Ternyata Tidak Gampang

Upaya Hess ini sesuai dengan desakan banyak orangtua dan pakar kesehatan anak yang mengatakan video semacam itu bisa merusak anak-anak.

Dalam salah satu video di YouTube itu muncul seorang pria di tengah-tengah berjalannya video.

"Ingat anak-anak," kata pria itu sambil memegang sebilah pisau imajiner.

"Membujur untuk mendapat perhatian. Lebih panjang untuk mendapatkan hasil," kata dia.

"Saya kira video ini amat berbahaya untuk anak-anak," kata Hess pada Minggu (24/2/2019)kepada harian The Washington Post.

"Saya kira anak-anak menghadapi sebuah dunia baru dengan media sosial dan akses internet," kata dia.

"Semua ini mengubah cara mereka berkembang dan mengubah cara mereka tumbuh," dia menegaskan.

Sementara itu, juru bicara YouTube Andrea Faville menanggapi masalah ini lewat  pernyataan tertulisnya.

"Kami bekerja untuk memastikan bahwa video itu tidak mendorong perilaku berbahaya dan kami memiliki kebijakan ketat yang melarang video yang mempromosikan cara menyakiti diri sendiri, demikian Andrea Faville.

"Kami bergantung pada pengguna yang melapor dan teknologi pendeteksi konten-konten semacam ini," tambah dia.

"Setiap empat tiga kuartal, kami menghapus jutaan video dan kanal yang melanggar kebijakan kami dan menghapus mayoritas video semacam ini sebelum mendapatkan penonton," lanjut dia.

Baca: Alasan Deddy Corbuzier Jadi Youtuber Akhirnya Terungkap

Baca: Ternyata Segini Honor Fantastis Baim Wong & Paula yang Didapat dari YouTube

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan