David Hull, Koki Australia yang Jatuh Cinta pada Gulai Otak
Mencintai dunia masak-memasak sejak remaja, David Hull mengembara ke sejumlah negara untuk mengembangkan profesinya. Dalam sebuah…
Pria yang baru pertama ke Indonesia ini menambahkan, “Tadinya saya pikir itu akan susah dimakan, tapi ternyata menyenangkan dan lembut dan seperti meleleh di mulut saya. Saya benar-benar langsung suka.”
David tengah membuat sup kental (puree) dari buah bit dalam demo masak memperkenalkan kuliner Australia. (Foto: AUSTRADE)
Baginya, masakan Indonesia kaya akan bumbu dan cita rasanya sangat berbeda dengan masakan Australia.
“Rasanya, bumbunya, cara penyajiannya-pun juga berbeda. Di sini memakai banyak cabai, sementara di Australia saya tak memakai banyak cabai, kami menggunakan cabai tapi tak terlalu banyak. Kami lebih banyak menggunakan bawang putih.” jelasnya.
Ia menyambung, “Budayanya sangat berbeda, gaya masakannya sangat berbeda. Tentu saja saya bisa mengenali beberapa bahan seperti kunyit dan jintan. Dari sini saya bisa belajar untuk membawa cita rasa yang lebih kuat ke Australia.”
Ia juga mengaku terkejut akan betapa umumnya organ dalam hewan dijadikan makanan di Indonesia.
“Di Australia, bukannya kita tak pernah masak organ hewan seperti usus dan otak, cuma di sana bahan-bahan seperti itu tak masuk menu utama,” sebutnya.
David menilai, dalam 10 terakhir ini, budaya kuliner yang ia temui sudah bergeser.
“Dulu orang lebih banyak memasak di rumah, sekarang sudah banyak yang sering makan di luar. Dan sekarang, profesi seperti saya pun lebih dihargai,” ungkapnya.
Koki yang menyukai segala jenis minuman wine ini mengaku, pengalamannya berkelana ke sejumlah negara telah membuat dirinya kaya akan petualangan kuliner.
“Saya pikir, ketika banyak orang keliling dunia, mereka tak hanya belajar tentang budaya. Mereka juga ingin mencoba sesuatu yang berbeda dari negeri asalnya. Seperti saya yang akhirnya makan mata ikan untuk pertama kali,” ujarnya sambil tersenyum.
“Ketika saya tinggal di Inggris dan Selandia Baru, saya ambil beberapa budaya kuliner mereka dan mencoba mendesainnya ke dalam menu yang saya susun sekarang di restoran,” tuturnya.