Putin Dan Kim Jong-un Bertemu Pertama Kalinya di Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan menyebut pertemuan puncak itu akan…
Kim membangkitkan "kecintaan besar ayahnya terhadap Rusia" dan mengatakan ia bermaksud untuk memperkuat hubungan kedua negara.
Penasihat urusan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, mengatakan kepada media Rusia bahwa KTT ini akan fokus pada program nuklir Korea Utara, dengan menyebut Rusia akan berusaha untuk "mengkonsolidasikan tren positif" yang berasal dari pertemuan Trump dengan Kim.
Pyongyang, sementara itu, mengecam Korea Selatan karena melakukan latihan angkatan udara bersama dengan Amerika Serikat, kata kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
"[Latihannya], jauh dari upaya untuk menjaga kelestarian percikan perdamaian, rekonsiliasi, dan kerja sama yang berharga, telah bertentangan dengan tren menuju rekonsiliasi di semenanjung," tulis sebuah pernyataan dari Pemerintah Korea Utara.
"Pihak berwenang Korea Selatan harus berperilaku dengan hati-hati, sadar bahwa penolakan terbuka mereka terhadap [Korea Utara] kami pada saat yang menentukan, apakah untuk menjaga atmosfer peningkatan hubungan utara-selatan bisa membuat keseluruhan hubungan bilateral dalam bahaya," tambahnya.
Kim ingin AS untuk memudahkan sanksi untuk membalas beberapa langkah pelucutan rudal sebagian yang diambilnya tahun lalu.
Tetapi AS bersikeras sanksi akan tetap diberlakukan sampai Korea Utara membuat langkah denuklirisasi yang lebih signifikan.

Diplomasi yang tak mulus
Beberapa ahli mengatakan Kim bisa mencoba meningkatkan hubungan negaranya dengan Rusia dan China.
Yang lain mengatakan tak jelas seberapa besar peran Rusia dalam upaya memulai kembali perundingan nuklir.
Namun, pertemuan itu bisa memungkinkan Putin untuk mencoba meningkatkan pengaruhnya dalam politik kawasan dan kebuntuan atas program nuklir Korea Utara.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan, pembicaraan dengan Korea Utara akan "menantang" dan kepemilikan senjata nuklir membuat negara itu berisiko, bukannya malah membuat aman.
"Ada lebih banyak nuansa dalam percakapan itu ketimbang sekadar," Hei, mereka memiliki sikap, kami memiliki sikap; kami menarik diri," kata Pompeo tentang pertemuan Trump-Kim di Hanoi.
"Kami harap kami bisa membangun itu."