Kamis, 2 Oktober 2025
ABC World

Singapura, AS dan Uni Eropa Mulai Fokus pada Obat COVID, Australia Diminta Tidak Ketinggalan

Australia dikhawatirkan akan ketinggalan bila tidak segera mengamankan pasokan obat COVID di saat negara lain mulai mengalihkan fokusnya…

"Ini (Dexamethasone) pilihan penting, tapi saya pikir kita juga ingin memiliki pilihan lain," ujar Dr McMahon.

Ia mengatakan saat ini banyak percobaan yang sedang berlangsung untuk mengidentifikasi obat-obatan yang efektif saat seseorang baru terinfeksi.

"Obat yang bisa diminum sebagai tablet, sangat aman dan tidak perlu banyak pemantauan. Jika kita memiliki tiga hal ini, akan menjadi terobosan besar," ujarnya.

Australia belum pasti beli obat antibodi 

Saat ini salah satu obat antibodi monoklonal baru - diproduksi oleh GlaxoSmithKline (GSK) - sedang dievaluasi oleh badan pengawas obat-obatan untuk "penggunaan yang dipercepat" di Australia.

Pemerintah Singapura telah menandatangani perjanjian pembelian untuk obat tersebut, yang disebut Sotrovimab, dan telah disetujui untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat.

Uni Eropa juga telah membeli dosis antibodi monoklonal lain yang disebut Regeneron. Obat ini yang digunakan untuk mengobati mantan Presiden AS Donald Trump ketika ia tertular COVID tahun lalu.

Dalam pernyataan kepada ABC, GSK menjelaskan pihaknya berusaha mengirimkan obat ini kepada penderita COVID di Australia.

"GSK telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah di berbagai negara untuk memastikan akses yang tepat waktu, termasuk melalui perjanjian pembelian lanjutan yang secara paralel berjalan dengan proses persetujuan aturan. Jalur akses di Australia masih belum jelas," katanya.

"GSK ingin bermitra dengan pemerintah dalam mencapai kesepakatan ini, yang akan menjadi langkah penting untuk memastikan akses (mendapatkan pasokan obat)," tambahnya.

Juru bicara oposisi untuk urusan kesehatan Mark Butler mengatakan pemerintah Australia harus segera membuat perjanjian pembelian obat COVID, terlepas dari belum adanya persetujuan akhir badan pengawas obat-obatan (TGA).

"Jadi, selain proses persetujuan yang akan dilalui pihak berwenang seperti TGA, saya berharap pemerintah proaktif, cepat memastikan bahwa kita akan mendapatkan pasokan dari obat-obatan apa pun yang akhirnya disetujui," katanya.

Departemen Kesehatan dalam pernyataan kepada ABC menyebutkan, pihaknya akan bertindak berdasarkan panduan dari penasihat pemerintah termasuk Science and Industry Technical Advisory Group (SITAG) dan Clinical Evidence Taskforce.

"Pemerintah Australia melakukan pertemuan secara teratur dengan berbagai pengembang dan produsen vaksin dan obat COVID-19," bunyi pernyataan Depkes.

"Pembicaraan ini bersifat rahasia secara komersial. Kami memantau uji klinis yang sedang berlangsung dan meninjau keefektifan dari peluncuran vaksin," katanya.

"Setiap investasi dalam obat COVID-19 akan tunduk pada saran dari SITAG, dan penilaian bukti klinis, termasuk diversifikasi portofolio dan risiko," paparnya.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.

 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved