Kamis, 4 September 2025

Pembatasan BBM Bersubsidi

Ini Saran untuk Jokowi Agar Tidak Hilang Popularitasnya Saat Naikkan Harga BBM

"Insentif dulu, baru naikkan harga BBM. Jadi jangan sama seperti presiden-presiden lalu," kata Michael.

Warta Kota/henry lopulalan
Gubernur DKI Jakarta dan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chief Executive Officer PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menyarankan, presiden terpilih Joko Widodo jika menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diharapkan memberikan insentif terlebih dahulu baru melakukan penyesuaian harga.

Hal tersebut dilakukan, guna menghilangkan dampak berkurangnya popularitas dari mantan Walikota Solo tersebut.

"Insentif dulu, baru naikkan harga BBM. Jadi jangan sama seperti presiden-presiden lalu, tapi Jokowi perlu komunikasi baik dengan masyarakat. Dengan cara ini, popularitas enggak akan pudar," kata Michael di Jakarta, Senin (13/10/2014).

Adapun dana insentif tersebut, bukan Bantuan Langsung Tunai (BLT) berbentuk uang. Tetapi, dengan mengalihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat.

Lebih jauh dia mengatakan, jika Jokowi menaikkan harga BBM tahun ini, dirinya memiliki kemudahan juga tanpa meminta restu dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Kalau naikkan harga di tahun depan, Jokowi perlu izin lagi ke DPR. Ya kalau DPR mau menerimanya, jika dipersulit bagaimana. Kita tahu sendiri kondisinya seperti apa," ucapnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan