Aviliani: Buat Apa Bayar Pajak Kalau Tidak Berantas Kemiskinan
Aviliani menyayangkan jika pemerintah menargetkan penerimaan pajak yang naik 38 persen, tapi masyarakat masih miskin
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Aviliani berharap pembayaran pajak, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah.
Namun, Aviliani menyayangkan jika pemerintah menargetkan penerimaan pajak yang naik 38 persen, tapi masyarakat masih miskin.
"Buat apa bayar pajak kalau tidak mengentaskan kemiskian," ujar Aviliani di Seminar Perpajakan dan Rapat Anggota IAI Kompartemen Akuntan Pajak, di Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Menurut Aviliani, pada 2016, sebaiknya Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan jangan hanya mencari Wajib Pajak (WP) dari kelas menengah, karena kata Aviliani ada 50 juta orang kaya yang belum jadi WP.
"Harusnya WP minimal 50 juta dari orang kaya aja, belum kelas menengah 100 juta, yang sudah punya WP," kata Aviliani.
Aviliani memaparkan, selama ini Dirjen Pajak hanya mengincar WP dari kelas menengah. Hal itu menurut Avilani justru hanya menambah angka kemiskinan, karena masyarakat kelas menengah saat ini sedang mengalami pelemahan ekonomi.
"Sekarang saja orang kelas miskin sudah mencapai 100 juta," kata Aviliani.
Aviliani menambahkan bahwa dengan WP yang sudah ada sekarang sudah cukup bisa mendapatkan target penerimaan pajak. Aviliani berharap agar pemerintah bisa menggenjot WP yang sudah terdaftar secara maksimal.
"Yang sudah WP aja totalnya 150 juta, harusnya sudah cukup untuk penerimaan pajak negara," papar Komisaris Bank Mandiri tersebut.