Mudik Lebaran 2019
Pengusaha Otobus Nilai Kebijakan ‘One Way’ Tidak Berpihak ke Angkutan Umum
Ketua Umum IPOMI Kurnia Lesani Adnan menyayangkan aturan tersebut di mana teknis pengaturan lalu-lintas (one way) tidaklah berpihak ke angkutan umum.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) membuat surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo perihal kebijakan satu arah one way akan berdampak terlambatnya armada bus dan angkutan umum lainnya masuk ke Jakarta dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ketua Umum IPOMI Kurnia Lesani Adnan menyayangkan aturan tersebut di mana teknis pengaturan lalu-lintas (one way) tidaklah berpihak ke angkutan umum.
“Puncak arus mudik yang diperkirakan dimulai pekan depan, sangat tidak menguntungkan, bukan hanya di sisi angkutan umum tetapi juga pengguna angkutan umum seperti pelanggan bus yang setiap tahun mudik dengan transportasi bus,” Minggu (19/5/2019).
IPOMI menilai armada bus seharusnya dapat menjadi solusi terhadap kemacetan di ruas Tol Trans Jawa.
Baca: Jasa Marga Nilai Sistem One Way Jadi Solusi Atasi Macet akibat Rest Area
Menurut Kurnia, satu kendaraan pribadi yang dinaiki tujuh orang dan selama satu hari puncak arus mudik Jalan Tol Trans Jawa dilalui 150 ribu kendaraan, selama tiga hari diberlakukan diperkirakan ada 450 ribu kendaraan artinya ada 3,1-3,2 juta orang yang mudik.
“Jika kita bandingkan dengan bus, yang berisi 30-40 penumpang, maka 3,2 juta orang itu bisa diangkut 106 ribu bus dengan asumsi 30 tempat duduk dalam satu bus. Jika dihitung satu bus dengan 40 tempat duduk maka hanya ada 80 ribu bus. Tidak ada kemacetan,” urainya.
IPOMI berharap Presiden Jokowi dapat menciptakan situasi dan kondisi yang nyaman untuk moda transportasi darat.