Sabtu, 4 Oktober 2025

Wabah Corona Lemahkan Rupiah ke Angka Rp 15.315 per Dolar AS Hari Ini

Rupiah hari ini melemah ke angka Rp 15.315 per Dolar AS akibat dari wabah virus corona upiah melemah sebesar 997 poin terhitung dari sebelum Covid-19

Penulis: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi Rupiah Wabah Corona Lemahkan Rupiah ke Angka Rp 15.315 per Dolar AS 

TRIBUNNEWS.COM - Pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus pertama virus corona (Covid-19) di Indonesia pada Senin (2/3/2020) lalu, hingga saat ini Rupiah terus melemah.

Sebelumnya, berdasarkan data Bloomberg.com, pada tanggal 28 Februari 2020 rupiah berada di angka Rp 14.318 per dolar AS.

Sedangkan data terbaru per hari ini, Kamis (19/3/2020) rupiah berada di angka Rp 15.315 per dolar AS.

Ilustrasi uang kertas. Virus Corona tidak bisa bertahan lama di permukaan, terutama di permukaan yang kering seperti uang kertas.
Ilustrasi Rupiah. (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

Hal ini menunjukkan, rupiah melemah sebesar 997 poin terhitung dari sebelum virus corona diumumkan masuk ke Indonesia.

Baca: Dibuka Melemah, Rupiah Tembus ke Atas Rp 15.300 per Dolar AS Hari Ini

Baca: Rabu Siang, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.223 per Dolar AS

Melansir Bloomberg, saat ini Rupiah Indonesia turun ke level terlemah sejak 2018.

Hal ini karena aksi jual obligasi dan saham di Indonesia ada sedikit tanda mereda karena pandemi virus corona yang memburuk.

Rupiah merosot sebanyak 1,5 persen menjadi 15.160 per dolar pada hari Selasa, angka terendah sejak November 2018.

Hal ini mengimbas pada hasil obligasi 10 tahun naik 17 basis poin, sementara indeks saham negara anjlok lebih dari 5 persen, yang memicu penghentian perdagangan untuk ketiga kalinya dalam seminggu.

"Untuk IDR, sangat sulit untuk memanggil bottom sekarang."

"dan akan turun dua kali lipat jika Indonesia melakukan penutupan total," kata Mingze Wu, seorang pedagang valuta asing di INTL FCStone di Singapura yang Tribunnews kutip dari Bloomberg.

Pasar di Asia Tenggara memburuk dari hari ke hari akibat virus corona mewabah di negara-negara terbesarnya.

Filipina menjadi megara pertama yang menutup pasar keuangannya setelah Presiden Rodrigo Duterte mengunci ibu kota.

Baca: Sebelum Ditangkap Polisi, Vanessa Angel dan Suami Masih Syuting hingga Bagi-bagi Uang Jutaan Rupiah

Baca: Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Sepakat Akan Distandarkan

Dijadwalkan Bank sentral Indonesia akan bertemu dengan para ekonom dan diperkirakan akan membahas pemotongan tingkat kebijakan sebesar 25 basis poin.

Sementara itu, pemotongan suku bunga dapat menambah lemah rupiah.

Hal tersebut karena rupiah dinilai telah menjadi mata uang Asia berkinerja terburuk sejauh bulan ini, penurunan lebih dari 5%.

Pada hari Senin Bank Indonesia mengatakan, pihaknya membeli 4 triliun rupiah (265,7 juta dolar AS) obligasi pemerintah untuk menstabilkan pasar, dua kali lipat dari yang ditargetkan.

Berikut rincian nilai rupah per satu dolar AS dari 2 Maret hingga sekarang:

- 2 Maret 2020 Rp 14.265 per Dolar AS

- 3 Maret 2020 Rp 14.283 per Dolar AS

- 4 Maret 2020 Rp 14.113 per Dolar AS

- 5 Maret 2020 Rp 14.175 per Dolar AS

- 6 Maret 2020 Rp 14.243 per Dolar AS

- 9 Maret 2020 Rp 14.393 per Dolar AS

- 10 Maret 2020 Rp 14.352 per Dolar AS

- 11 Maret 2020 Rp 14.374 per Dolar AS

- 12 Maret 2020 Rp 14.522 per Dolar AS

- 13 Maret 2020 Rp 14.778 per Dolar AS

- 16 Maret 2020 Rp 14.933 per Dolar AS

- 17 Maret 2020 Rp 15.173 per Dolar AS

- 18 Maret 2020 Rp 15.223 per Dolar AS

- 19 Maret 2020 Rp 15.315 per Dolar AS

Baca: Ditolak Warga, Pasien yang Diduga Kena Corona Akhirnya Nginap di Hotel Setelah Dipulangkan RS

Baca: Wabah Corona Merebak, Wali Kota Bekasi Belum Tutup Tempat Hiburan

Sementara itu, melansir Kompas.com, akibat meningkatnya wabah virus corona, Malaysia mengumkan lockdown selama dua minggu.

Hal ini menjadi ancaman terbaru ekonomi Singapura.

Ada sekitar 400.000 warga Malaysia yang bekerja dan belajar di Singapura melintasi perbatasan setiap hari.

Singapura sudah menghadapi resesi karena gangguan terkait virus corona pada sektor pariwisata dan perdagangan.

Maybank memperkirakan bakal terjadi kontraksi 0,3 persen pada produk domestik bruto (PDB) Singapura pada tahun 2020, dengan potensi penurunan yang lebih parah jika penutupan Malaysia berdampak lebih besar pada perekonomian.

Sementara itu, saat ini Singapura sedang mencari solusi agar persediaan makanan tetap aman.

Cut-off juga mengancam untuk memukul pasokan makanan yang selama ini bergantung pada Malaysia untuk sejumlah besar buah-buahan dan sayuran.

Meski demikian, pejabat Singapura meyakinkan warga kota bahwa mereka tidak akan kehabisan makanan dan persediaan karena konsumen bergegas untuk menumpuk bahan makanan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Malaysia Lockdown, Singapura Kalang Kabut".

(Tribunnews.com/Fajar)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved