Terima Alat Screening Virus Corona GeNose dari Menristek, Menko PMK: Ini Lebih Simple dan Praktis
Muhadjir Effendy mengatakan alat yang dikembangkan oleh tim peneliti UGM itu lebih praktis dibandingkan alat screening lainnya.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah secara resmi menyerahkan alat screening virus corona (Covid-19) 'GeNose' kepada Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) itu lebih praktis dibandingkan alat screening lainnya.
Ia pun sempat menguji coba alat screening yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) ini.
Baca juga: Deteksi Covid-19 Lewat Hembusan Nafas, GeNose Miliki Sensitivitas Hingga 92 Persen
Baca juga: GeNose Diharapkan Bisa Digunakan di Terminal, Stasiun, Bandara, Pabrik hingga Pusat Perbelanjaan
"GeNose ini lebih simple, lebih praktis dan saya juga sudah diambil tadi nafas saya, nanti bisa diketahui dalam waktu yang singkat kondisi saya saat ini," ujar Muhadjir, dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/1/2021) siang.
Selain GeNose, ia juga memuji inovasi kesehatan yakni Rapid Antigen CePAD yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Padjadjaran (UnPAD).
Karena menggunakan antigen dan dapat mendeteksi virus secara langsung, metode ini lebih cepat dari tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Kemudian juga rapid test yang dihasilkan oleh teman-teman Universitas Padjajaran. Saya kira ini karena menggunakan antigen, ini adalah salah satu jenis rapid yang paling direkomendasi, dianggap sebagai salah satu metoda yang tingkat akurasinya lebih baik," kata Muhadjir.
Menurutnya, melalui rapid test antigen CePAD itu, virus corona yang ada dalam tubuh seseorang bisa terdeteksi secara cepat.
Baca juga: Menristek Harap GeNose Digunakan di Tempat yang Tingkat Keramaiannya Tinggi
"Kita tahu bahwa dengan rapid test antigen ini, tidak hanya aman berdasarkan ada tidaknya imunitas seseorang. Tapi langsung yang bersangkutan sebenarnya ada (atau) tidak partikel virus corona itu dalam diri seseorang," papar Muhadjir.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini menyebut hadirnya rapid antigen CePAD turut melengkapi pula inovasi GeNose.
"Ini mirip juga si GeNose, ya saya kira dua metode yang saling melengkapi," tutur Muhadjir.
Ia pun berharap kedua inovasi karya anak bangsa ini dapat segera diproduksi massal.
Karena tidak hanya menjadi alat screening yang murah dan terjangkau bagi semua orang, namun juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
"Mudah-mudahan nanti bisa terhubungkan juga dengan industri, sehingga bisa secepatnya diproduksi secara massive dengan biaya yang sangat murah dan terjangkau, dengan tingkat akurasi yang sangat diandalkan," pungkas Muhadjir.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyebut ada 5 perusahaan yang akan memproduksi massal GeNose.
"GeNose ini sudah mendapat izin edar ( dari Kementerian Kesehatan) 24 Desember (2020) kemarin, dan rencananya dengan konsorsium yang terdiri dari 5 perusahaan, mereka akan melakukan produksi massal," kata Bambang, dalam agenda tersebut.
Ia menambahkan, untuk produksi massal tahap awal ini ditargetkan menghasilkan 5.000 unit pada Februari mendatang.
"Targetnya bulan Februari sudah 5.000 dan nantinya juga akan bisa menjadi lebih besar," jelas Bambang.
Selain 5 perusahaan yang siap memproduksi massal alat screening ini, kata Bambang, kementeriannya juga akan membantu mencari mitra industri lainnya agar produksi GeNose bisa terus ditingkatkan jumlahnya.
"Kami dari Kemenristek/BRIN juga akan membantu GeNose UGM untuk bisa menemukan atau mencari mitra industri yang bisa memproduksi dengan jumlah lebih banyak lagi, dengan standard tentunya yang terjaga," tegas Bambang.
Bambang menyampaikan bahwa hingga saat ini, sudah banyak pihak yang melakukan pemesanan terhadap produk karya anak bangsa ini.
Ia pun berharap mitra industri yang telsh digandeng, bisa menyelesaikan produksi sesuai dengan target waktu yang ditentukan.
"Saat ini yang kami ketahui, pesanan sudah sangat banyak dan mudah-mudahan segera bisa dipenuhi denggan schedule dari industri tersebut," papar Bambang.
Sebelumnya, Bambang juga mengatakan GeNose sudah bisa diproduksi massal, karena inovasi ini telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 24 Desember 2020, dengan nomor AKD 20401022883.
"Artinya, mulai saat ini GeNose sudah bisa diproduksi massal dan didistribusikan atau dipakai untuk kepentingan masyarakat, terutama tentunya untuk screening Covid-19," ujar Bambang, dalam konferensi pers virtual 'GeNose UGM dan CePAD UnPAD', Senin (28/12/2020) sore.
Menurutnya, GeNose bisa menjadi alat screening yang menjangkau seluruh masyarakat karena harganya yang terjangkau.
"Alat ini bisa dianggap sebagai alat yang akurat, cepat, aman dan terjangkau. Dengan teknologi dan desain lokal, serta yang masih impor adalah komponen elektroniknya," jelas Bambang.
Pendeteksian keberadaan Covid-19 dalam tubuh seseorang menggunakan alat ini, kata dia, dapat dilihat dari hembusan nafas.
"Untuk GeNose, dilakukan dengan melihat hembusan nafas. Di mana dalam hembusan nafas ada senyawa yang akan bisa mendeteksi apakah orang bersangkutan yang menghembuskan nafas tersebut terinfeksi Covid-19 atau tidak," kata Bambang.
Terkait tingkat sensitivitas alat screening Covid-19 ini mencapai angka 92 persen, sedangkan tingkat spesivitasnya mencapai 95 persen.
GeNose pun disebut mulai mendapatkan 'pesanan' dari luar negeri.
Inovasi satu ini memang telah mengantongi izin edar, sehingga sudah bisa diproduksi massal dan didistribusikan kepada masyarakat.
Salah satu anggota Tim Pengembang GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan bahwa setelah mendapatkan izin edar, banyak yang mulai memesan alat screening ini.
"Kalau untuk pemesanan saat ini sudah bisa dan sudah ada yang memesan," ujar Dian, dalam konferensi pers virtual 'GeNose UGM dan CePAD UnPAD', Senin (28/12/2020) sore.
Bahkan ada pula pemesan dari perusahaan yang memiliki basis di Singapura.
"Secara spesifik sudah ada, dari Singapura, dari salah satu perusahaan besar yang basisnya di Singapura," kata Dian.
Namun ia menekankan, saat ini target pendistribusian GeNose masih berfokus pada kebutuhan nasional.
"Hanya memang kita masih memprioritaskan permintaan dalam negeri dulu, karena memang kapasitas kita masih terbatas," jelas Dian.
Pihaknya pun masih mengupayakan peningkatan kapasitas produksi alat screening ini.
Karena saat ini, kapasitas produksi masih berada pada angka 100 unit.