Minggu, 24 Agustus 2025

Harga Beras Melonjak

Soal Kenaikan Harga Beras, Mentan Amran: Kami Sudah Bekerja Keras Lakukan Operasi Pasar

Stok yang dikelola BULOG digunakan secara strategis untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat.

Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews.com
HARGA BERAS NAIK - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Hingga pertengahan Agustus 2025, BULOG telah menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh provinsi lewat operasi pasar, pasar tradisional, dan jaringan ritel modern. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian terus melakukan operasi pasar secara signifikan bersama Perum Bulog, sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat.

Operasi pasar adalah kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga barang tertentu di pasar, terutama kebutuhan pokok agar tetap terjangkau oleh masyarakat.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, operasi pasar yang telah dilakukan pemerintah di seluruh Indonesia ini mencakup 1,3 juta ton beras, dengan harga Rp 12.000 sampai Rp 12.500 per Kg.

"Kami sudah bekerja keras sejak awal melakukan operasi pasar besar-besaran bersama Bulog di seluruh Indonesia dengan jumlah yang cukup besar yaitu 1,3 juta ton," ujar Mentan Amran dalam video yang diterima Tribunnews, Minggu (24/8/2025).

Baca juga: Klarifikasi Mentan Amran Bandingkan Kenaikan Harga Beras di RI dan Jepang: Kita Patut Bersyukur 

Mentan Amran mengatakan, pemerintah juga menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500. Hal ini menjadi pendorong kesejahteraan petani, sekaligus menekan importasi beras dari luar negeri.

"Alhamdulillah, hasilnya hari ini kita syukuri adalah kesejahteraan petani meningkat, kemudian yang tidak kalah penting sebagai anak bangsa kita tidak impor lagi," jelas dia.

Amran bilang, pada tahun 2023-2024 pemerintah masih melakukan impor beras dengan stok cadangan pemerintah hanya 1 juta ton lebih. Namun sekarang, stok cadangan beras pemerintah mencapai 4 juta ton.
 
Direktur Utama Perum BULOG, Achmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa sebagian besar stok beras nasional saat ini dikuasai pelaku usaha swasta.

“Sekitar 92 persen stok beras ada di tangan swasta. Pemerintah hanya menguasai sekitar 4 juta ton atau 8 persen dari total produksi beras nasional yang diperkirakan mencapai 35 juta ton,” jelas Rizal dalam keterangannya, Jumat (15/8/2025).

Meski porsinya kecil, Rizal memastikan stok yang dikelola BULOG digunakan secara strategis untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat.

“BULOG adalah pemilik stok beras terbesar di Indonesia dengan jaringan distribusi terluas hingga pelosok. Melalui pasar tradisional, ritel modern, outlet Rumah Pangan Kita (RPK), dan mitra distribusi, kami yakin intervensi pasar bisa dilakukan bila harga beras bergejolak,” ujarnya.

Hingga pertengahan Agustus 2025, BULOG telah menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh provinsi lewat operasi pasar, pasar tradisional, dan jaringan ritel modern. Langkah ini dilakukan masif untuk menekan kenaikan harga di tingkat konsumen.

BULOG juga berkoordinasi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah, dan pelaku usaha pangan demi memastikan ketersediaan beras, khususnya menjelang periode konsumsi tinggi.

Rizal menegaskan, kestabilan harga beras tidak hanya ditentukan oleh jumlah stok nasional, tetapi juga distribusi penguasaan stok dan dinamika pasar.

“Pemerintah berupaya memastikan beras tetap tersedia dan terjangkau untuk masyarakat, apalagi di momen-momen konsumsi tinggi,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan