ShopeePayTalk Sebut 3 Strategi Bagi Pebisnis Pemula Raih Kesukesan Selain Modal Minim
ShopeePay kembali mengadakan ShopeePay Talk yang diselenggarakan secara virtual pada Jumat, (16/7/2021) siang.
TRIBUNNEWS.COM - ShopeePay kembali mengadakan ShopeePay Talk yang diselenggarakan secara virtual pada Jumat, (16/7/2021) siang. Bertemakan “Modal Ratusan Ribu, Omzet Ratusan Juta”, webinar ini dihadiri tiga narasumber yang inspiratif dalam membangun bisnis.
Mereka di antaranya owner Ayam Goreng Nelongso Nanang Suherman, Brand and Marketing Director COTTONINK Ria Sarwono, dan Entrepreneur & Founder Negeri Pembelajar Edu-tech Fellexandro Ruby.
Menurut Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari, selain untuk memberikan cerita inspiratif, acara ini bertujuan mengajak pebisnis pemula dengan modal kecil agar dapat tumbuh besar dari usaha yang dibangunnya.
“ShopeePay senantiasa mendukung pertumbuhan dan perkembangan bisnis para mitra usaha, tak terkecuali bagi yang baru mau memulai kiprahnya dalam dunia bisnis. Kami memahami bahwa modal kerap kali menjadi salah satu aspek pertimbangan utama seseorang dalam mulai berbisnis."
Baca juga: Program Live Shopping dari Kemenkop-UKM dan Shopee Jadi Wadah Promosikan Produk UMKM
"Padahal, strategi bisnis dan pemilihan target pasar yang tepat dapat menjadi sebuah landasan dasar untuk membangun bisnis yang menghasilkan walaupun dengan modal yang relatif kecil,” jelasnya.
Baca juga: Shopee Dari Rumah: Solusi Mudah Penuhi Kebutuhan Penting di Masa Pandemi
Berdasarkan pengalaman para narasumber yang hadir, terungkap jika modal yang kecil dalam usaha bisa diatasi dengan tiga strategi bisnis.
Pertama, bisa menentukan target pasar; Kedua, beradaptasi dengan dunia digital; dan Ketiga, mampu mengukur risiko.
Tentukan target pasar yang hendak disasar
Owner Ayam Goreng Nelongso Nanang Suherman mengatakan, penentuan target pasar sangat penting dilakukan para pebisnis pemula.
Nanang mencontohkan, ketika memulai usaha Ayam Goreng Nelongso, target utamanya menyasar mahasiswa.
Baca juga: Shopee Best E-Commerce dan Ahmad Al-Neama CEO of The Year Versi Selular Award 2021
Setelah menentukan target, barulah strategi lainnya ia jalankan. Ia membuat menu makanan yang sesuai dengan kantong mahasiswa, serta membuat gerai yang dekat dengan lingkungan kampus.
“Berawal dengan modal sebesar Rp500.000, saya mulai merintis Ayam Goreng Nelongso yang saat itu hanya memiliki satu jenis menu. Menu andalan kami kala itu adalah paket nasi dengan sayap ayam dan sambal yang kami jual seharga Rp5.000 saja."
"Saya sengaja membuat paket menu murah meriah karena sejak awal saya bertekad untuk menyasar mahasiswa sebagai target pasar. Itulah sebabnya, Ayam Goreng Nelongso hingga sekarang selalu konsisten menghadirkan beragam menu terjangkau yang ramah bagi kantong mahasiswa,” katanya.
Beradaptasi dengan dunia digital
Setelah menentukan target, langkah selanjutnya adalah beradaptasi dengan hal apapun, termasuk dunia digital. Berbagai narasumber yang hadir sepakat, platform digital memberikan dampak yang positif terhadap bisnis mereka.
Ada berbagai hal yang bisa dimanfaatkan para pebisnis pemula, seperti menyediakan layanan pembayaran digital, hingga bergabung menjadi mitra di salah satu platform digital.
Nanang mengatakan, dengan menyediakan layanan digital, bisnis yang dibangun akan semakin berkembang serta dapat memudahkan pelanggan untuk melakukan transaksi.
“Dengan menyediakan pembayaran digital seperti ShopeePay, karena anak muda lebih suka cashless dan gemar mencari promo cashback agar lebih hemat. Saat ini, Ayam Goreng Nelongso memiliki 71 gerai yang tersebar di Indonesia,” kata Nanang Suherman.
Sementara itu, Brand and Marketing Director COTTONINK Ria Sarwono juga mengakui dunia digital sangat membantu dalam mengembangkan bisnisnya.
“Bisa dibilang dari dulu hingga sekarang, platform digital memiliki peranan yang cukup signifikan dalam pertumbuhan COTTOININK, mempertemukan kami dengan konsumen dari Sabang sampai Merauke, bahkan Internasional sekalipun,” katanya.
Menurut Ria, kehadiran platform digital memberikan pengalaman yang luar biasa efisien serta efektif bagi para pembeli dan penjual.
“Di sisi lain platform digital memberikan pengalaman belanja yang efisien dan efektif bagi pelanggan setia COTTONINK, termasuk adanya opsi layanan pembayaran digital yang memudahkan konsumen ketika berbelanja,” tambah Ria.
Ukur risiko dengan cermat dan maksimalkan ‘modal’ lainnya
Dalam membangun sebuah bisnis, seorang pelaku usaha juga harus membuat proyeksi bisnis dengan perhitungan yang matang.
Ini dilakukan agar mereka dapat lebih siap menghadapi risiko bisnis ke depannya. Namun, risiko bisnis tersebut dapat diminimalisir dengan strategi persiapan modal yang lebih matang.
Modal yang dibutuhkan dalam membangun bisnis sebenarnya tidak melulu soal uang.
Membangun bisnis dengan modal minim juga harus turut disertai dengan dukungan modal lainnya seperti keterampilan membangun dan menjaga relasi, kreativitas, memanfaatkan platform digital, berkomunikasi, negosiasi dan kepemimpinan.
“Dalam mengelola bisnis dengan modal yang relatif kecil, pelaku usaha harus kreatif memaksimalkan modal keterampilan dirinya yang lain. Contohnya, pelaku usaha dapat memaksimalkan networking dengan mengajak konten kreator berkolaborasi dalam bisnis yang sedang dirintis," ujar Entrepreneur & Founder Negeri Pembelajar Edu-tech Fellexandro Ruby.
"Kolaborasi tersebut dapat dibangun dengan memberikan persentase saham dari keuntungan bisnis. Para konten kreator ini dapat menjadi salah satu kanal pemasaran yang efektif dalam meningkatkan brand awareness. Pada dasarnya, kesuksesan sebuah bisnis tidak dapat terlepas dari soft skills mumpuni yang dimiliki pendirinya,” tutup Fellexandro Ruby.