Rabu, 10 September 2025

Startup Manajemen Armada Logistik McEasy Raih Pendanaan Rp 22 Miliar dari East Ventures

Startup McEasy meraih pendanaan awal senilai Rp 22 miliar (US$1,5 juta) dari East Ventures.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Istimewa
Co-Founder McEasy, Raymond Sutjiono dan Hendrik Ekowaluyo. 

Pandemi yang telah berlangsung selama kurang lebih 1,5 tahun ikut mendorong pertumbuhan bisnis McEasy.

Secara tidak langsung, berkat transformasi digital yang dihadirkan di sektor industri logistik, jumlah pelanggan perusahaan telah bertumbuh 10 kali lipat.

Portfolio pelanggannya mencakup berbagai industri dan ukuran usaha, misalnya MGM Bosco untuk sektor rantai pasok dingin (cold-chain), Rosalia Indah Group untuk sektor transportasi publik, serta RPX dan FeDex Indonesia untuk sektor logistik last-mile di Indonesia.

“Kekuatan utama McEasy terletak pada platform kami yang fleksibel menjadi solusi setiap kebutuhan pelanggan. Berbeda dari penyedia software lain, kami biasanya akan mendalami problem utama klien, lalu memaparkan cara menggunakan elemen-elemen pada platform kami untuk mengatasi masalah tersebut.

Misalnya, perusahaan logistik A memiliki masalah X, maka kami akan mencari pengaturan paling optimal pada platform dan memandu klien menggunakan pengaturan tersebut sebagai solusi.

"Konsep bisnis ini jauh lebih sustainable, karena kita tinggal mengulik fitur-fitur dalam platform tanpa harus membuat software yang berbeda setiap saat,” tambah Hendrik Ekowaluyo, Co-Founder McEasy.

Pendiri McEasy merupakan Raymond Sutjiono dan Hendrik Ekowaluyo, teman dekat sejak kuliah Teknik Mesin di Purdue University, AS.

Sebagai veteran yang pernah bekerja bersama-sama di Ford, keduanya punya kemahiran dalam teknik otomotif, dimana Hendrik jago merancang struktural dan manajemen program dalam mobil.

Sementara Raymond lebih berfokus pada tata elektronik mesin, kontrol sistem, hingga handling data kendaraan.

Pada akhir 2018, Raymond dan Hendrik mengambil pivot menjadikan McEasy sebagai perusahaan digital untuk logistik dan transportasi B2B, karena keduanya memiliki pengalaman mengurus bisnis B2B.

Sektor logistik dipilih karena potensi dan pertumbuhannya yang amat menjanjikan selama pandemi.

Menurut Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengutip laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021, potensi pertumbuhan bisnis industri logistik Indonesia dari tahun ke tahun berkisar sekitar Rp 40 triliun (US$2.8 billion).

Berdasarkan analisis Redseer pada laporan yang sama, industri ini telah mengalami pertumbuhan sebesar 100% selama pandemi.

“Di masa kini, penerapan solusi teknologi yang bisa mendorong peningkatan efisiensi manajemen aset dan mencapai kepuasan pelanggan merupakan kunci utama untuk memenangkan kompetisi di industri logistik.

"Kami senang bisa menyambut McEasy ke dalam ekosistem East Ventures,” ujar  Melisa Irene, Partner East Ventures.

Pada kuartal ke-4 tahun 2021, McEasy menargetkan untuk bisa meningkatkan total kendaraan yang terintegrasi dengan sistem menjadi 2x lipat, serta membantu digitalisasi sistem transportasi untuk pelanggan-pelanggan setia perusahaan.

Sementara itu, di 2022, McEasy menargetkan meraih pertumbuhan minimal 4x lipat dari 2021. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan