Gedung Cyber 1 Kebakaran
Gedung Cyber 1 Terbakar, Ketua Umum APEI Nilai Pentingnya Peran Disaster Recovery Center
peran Disaster Recovery Center (DRC) atau Pusat Pemulihan Bencana menjadi krusial dari sisi back up sistem IT utama yang dipergunakan
Editor:
Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden Gedung Cyber 1 terbakar membuat perusahaan sekuritas atau broker dengan kode MG yakni PT Semesta Indovest Sekuritas tidak bisa transaksi saham hingga sekarang.
Sementara itu, peran Disaster Recovery Center (DRC) atau Pusat Pemulihan Bencana menjadi krusial dari sisi back up sistem IT utama yang dipergunakan dengan menempatkan infrastruktur beserta datanya dalam lokasi terpisah.
Terutama, untuk memastikan kontinuitas layanan IT perusahaan jika terjadi bencana seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, dan lainnya.
"DRC kan wajib bagi seluruh AB (anggota bursa). Kejadian kemarin lebih kelalaian dari pengguna DRC center yang lain," ujar Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) John CP Tambunan melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Jumat (3/12/2021).
Menurut dia, DRC itu wajib untuk dimiliki masing-masing AB atau perusahaan sekuritas dan Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya menyediakan tempat untuk berbagi antar AB agar efisien.
"Bursa memfasilitasi, sehingga bisa lebih murah karena AB tidak perlu mencari tempat sendiri-sendiri," katanya.
Baca juga: Mesin CEIR Ikut Terdampak Kebakaran di Gedung Cyber, Registrasi IMEI Ponsel Sempat Tumbang
Dia menambahkan, keberadaan DRC untuk perusahaan sekuritas tidak bisa sembarangan, harus melalui proses audit ketat.
"DRC itu harus di audit oleh independent reviewer. Harus comply dan minimal tier 3," pungkas John.
Diberitakan sebelumnya, Manajer Pengelola Gedung Cyber 1 Dwi Anggodo mengatakan, bahwa 99 persen perusahaan di gedung tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi (IT) dan berbasis data.

Lantai yang terbakar ialah merupakan server-server perusahaan teknologi informasi.
Akibatnya, sebagian server masih terganggu dampak dari kebakaran.
"Sekarang belum (pulih). Tapi setiap perusahaan yang menempatkan server di situ kan punya Disaster Recovery Center (DRC). Jadi ada beberapa perusahaan yang servernya sudah beroperasi seperti semula," bebernya.
Mesin CEIR Ikut Terdampak Kebakaran di Gedung Cyber
Gedung Cyber 1 di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan yang terbakar ada Kamis (2/12/2021) dikenal sebagai lokasi server sejumlah perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tersebut menempatkan pusat data mereka di gedung, tersebut sehingga saat gedung terbakar, operasional mereka pun terdampak.
Layanan internet dan pusat data (data center) mereka sempat tumbang.
Baca juga: Terungkap, Satu Broker Tidak Bisa Transaksi Akibat Kebakaran Cyber 1 Berkode MG
Salah satu yang terdampak adalah pusat data atau server yang mengelola software Central Equipment Identity Register (CEIR).
Baca juga: Terungkap, Satu Broker Tidak Bisa Transaksi Akibat Kebakaran Cyber 1 Berkode MG
Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate.
Seperti diketahui, CEIR berfungsi untuk mengidentifikasi nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) berbagai perangkat telekomunikasi, seperti smartphone, yang masuk ke Indonesia, sehingga bisa mendapatkan layanan dari operator seluler lokal.
"Server yang mengelola CEIR di Gedung Cyber 1 mengalami shutdown (tumbang), sehingga proses identifikasi IMEI melalui CEIR mengalami gangguan," jelas Johnny dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Jumat (3/12/2021).
Johnny melanjutkan, gangguan pada CEIR tersebut turut berdampak pada prosedur-prosedur registrasi IMEI perangkat, proses penggantian kartu SIM baru, proses aktivasi perangkat, dan lain sebagainya.
Baca juga: Libatkan Tim Puslabfor, Polisi Olah TKP Kebakaran di Gedung Cyber 1
Adapun berbagai prosedur terkait registrasi IMEI oleh mesin CEIR yang masih teganggu akibat kebakaran Gedung Cyber 1 kemarin adalah sebagai berikut.
1. Proses Registrasi IMEI pada Perangkat Handphone, Komputer Genggam dan Tablet (HKT) berupa bawaan penumpang dan barang kiriman yang dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI.
2. Proses Registrasi IMEI pada Perangkat HKT milik Tamu Negara, VVIP, dan VIP yang dilakukan melalui Kementerian Luar Negeri RI.
3. Proses Registrasi IMEI milik Wisatawan Asing yang dilakukan melalui Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Bergerak Seluler.
4. Proses Registrasi Tanda Pendaftaran Produksi (TPP) IMEI yang dilakukan melalui Kementerian Perindustrian RI.
5. Proses Penggantian SIM Card baru yang dilakukan melalui Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Bergerak Seluler.
6. Proses Aktivasi Perangkat HKT baru yang dilakukan melalui gerai penjualan Perangkat HKT di seluruh Indonesia.
"Seluruh proses tersebut di atas belum dapat dilakukan seperti biasa hingga pemulihan kondisi pasca-kebakaran yang terjadi di Gedung Cyber 1," tutur Johnny.
Untuk saat ini, Johnny mengatakan pihaknya masih menunggu kabar terbaru dari pengelola Gedung Cyber 1 dan pengelola data center CEIR.
Hal ini dilakukan untuk memastikan langkah selanjutnya yang harus ditempuh terkait pemulihan mesin CEIR, begitu juga proses registrasi IMEI tadi.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," pungkas Johnny.
Baca juga: Sejumlah Aplikasi Kini Kembali Normal Setelah Sempat Down karena Gedung Cyber Terbakar
Kebakaran terjadi Kamis siang Seperti diwartakan sebelumnya, kebakaran sempat melanda Gedung Cyber 1 yang berlokasi di Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis siang kemarin.
Kejadian kebakaran di Gedung Cyber 1 ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Pada 2014 dan 2015 lalu, gedung tersebut juga pernah dilanda kejadian serupa, masing-masing di lantai 11 dan lantai 8.
Sekadar informasi, Gedung Cyber 1 sendiri dikenal menjadi salah satu lokasi penyimpanan server atau data center sejumlah perusahaan teknologi di Indonesia.
Beberapa saat setelah api "melahap" gedung, aplikasi saham, seperti Ipot dan Ajaib mengalami error, pun demikian dengan layanan web hosting Niagahoster dan Rumahweb Indonesia.
Selain itu, kebakaran di gedung penyimpanan data center tersebut, yang diduga berasal dari hubungan arus pendek di lantai 3 (ruang server), juga sempat membuat ujian sekolah yang berbasis daring di beberapa daerah ditunda.