Saham-saham yang Berpotensi Berjaya Pada Perdagangan Pekan Depan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu, Jumat (14/1/2022) ditutup menguat 35,04 poin atau 0,53%
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu, Jumat (14/1/2022) ditutup menguat 35,04 poin atau 0,53% ke level 6.693.401
Namun, dalam sepekan kemarin, IHSG merosot 0,12%.
Secara mingguan I IHSG ditutup pada zona merah di tiga hari awal pekan kemarin, yakni pada Senin (10/1) merosot 0,15%, Selasa (11/1) terpangkas 0,64%, dan pada Rabu (12/1) yang turun tipis 0,01%.
IHSG kembali bergerak ke zona hijau pada dua hari terakhir perdagangan yakni Kamis (13/1) terpantau naik 0,17% dan menanjak 0,53% pada akhir pekan.
Baca juga: IHSG Akhir Pekan Ditutup Menguat 0,53 Persen ke 6.693, Investor Asing Borong Saham BCA Rp 241 Miliar
Analis Indo Premier Sekuritas Mino, membeberkan beberapa sentimen negatif dan positif yang mempengaruhi pergerakan IHSG selama sepekan lalu.
Sentimen negatif antara lain berasal dari pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengindikasikan akan secara agresif menekan laju inflasi yang saat ini cukup tinggi dengan penerapan beberapa kebijakan moneter ketat.
Selain itu, ada aksi jual investor terhadap saham sektor teknologi.
Sedangkan untuk sentimen positif, datang dari menguatnya harga batubara secara signifikan seiring kebijakan pelarangan ekspor komoditas tersebut.
Baca juga: IHSG Turun Tipis, Investor Asing Catat Pembelian Bersih Hingga Rp 946 Miliar
"Lalu, ada aksi beli asing yang cukup masif serta digelarnya program vaksin booster tanpa berbayar," ujar Mino saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/1).
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat IHSG masih bergerak sideways.
Cenderung bergerak melemah dalam seminggu terakhir dengan rentang perdagangan di 6.626-6.728.
"Walaupun aktivitas asing tercatat net buy selama seminggu terakhir, tetapi pembelian asing tersebut mayoritas didominasi oleh pembelian saham BBCA," sebutnya.
Sedangkan menurut Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, pergerakan IHSG pekan kemarin dipengaruhi oleh beberapa hal seperti rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel di dalam negeri yang masih dalam kondisi baik.
Baca juga: IHSG Pekan Lalu Menguat, Intip Saham-Saham yang Diincar Investor Asing
Kemudian juga ada pengaruh dari rilis data inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat.
Untuk perdagangan sepekan depan, Herditya memperkirakan IHSG berpeluang menguat. Sejalan dengan adanya rilis data neraca perdagangan dan suku bunga acuan Bank Indonesia.
William juga menaksir pergerakan IHSG minggu depan akan cenderung menguat.
Apabila IHSG naik ke atas level 6.728, IHSG berpotensi kembali mencetak all time high dengan target penguatan di sekitar level 6.900-7.000.
Tetapi apabila IHSG turun ke bawah level 6.593, IHSG berpotensi untuk kembali menuju level 6.480-6.500.
"Untuk katalis IHSG seminggu ke depan akan ditentukan oleh pengendalian keberhasilan virus omricon di Indonesia dan adanya RDG bulanan untuk penentuan level suku bunga 7 days RRR," jelas William.
Baca juga: IHSG Melonjak di Jumat Sesi I, Naik 0,67 Persen ke 6.697,74, Investor Asing Borong Saham BCA
William menjagokan sejumlah saham yang dinilai menarik untuk perdagangan minggu depan. Diantaranya SMGR, TLKM, FREN, ISAT, BTPS.
Senada, Mino pun memprediksi IHSG berpeluang menguat sepekan ke depan.
"Seiring dimulainya musim laporan keuangan di Amerika dengan ekspektasi yang cukup positif, potensi berlanjutnya kenaikan harga komoditas dan aksi beli asing," terang Mino saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (14/1).
Mino merekomendasikan untuk mencermati saham dari sektor keuangan (BMRI, BBCA, BBNI), energi (PTBA, ITMG), dan sektor industrial (ASII, UNTR). (Ridwan Nanda Mulyana)