Omicron Dampaknya Receh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dampak penyebaran varian baru Covid-19 yaitu varian Omicron pada perekonomian di kuartal I-2022 tidak akan signifikan.
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berpendapat, dampak penyebaran varian baru Covid-19 yaitu varian Omicron pada perekonomian di kuartal I-2022 tidak akan signifikan.
“Kami masih percaya dampak Omicron ke pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 tidak signifikan dan bahkan kuartal I-2022 akan tumbuh relatif tinggi,” ujar Perry, Kamis (10/2) dalam pembacaan hasil RDG lewat virtual.
Namun Perry tetap meminta agar pemerintah maupun masyarakat untuk tetap waspada dan tetap melakukan upaya dalam memberantas pandemi ini, seperti dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Omicron Merebak, BI Masih Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen Tahun Ini
BI juga mengapresiasi langkah pemerintah untuk mempercepat vaksinasi sehingga peningkatan mobilitas nanti tak melulu identik dengan peningkatan kasus harian sehingga progres pemulihan tetap terjaga.
Baca juga: Pemerintah Belum Berencana Memberlakukan PPKM Darurat Meski Kasus Omicron Tinggi
Secara keseluruhan, Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan di tahun 2022 akan mencapai 4,7 persen year on year (yoy) hingga 5,5 persen yoy, atau lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun lalu yang sebesar 3,69 persen yoy.
Hal ini didukung oleh optimisme adanya peningkatan konsumsi rumah tangga seiring peningkatan mobilitas pasca omicron, peningkatan ekspor, moncernya investasi, dan dukungan stimulus fiskal dari pemerintah dan moneter dari BI.
Laporan Reporter: Bidara Pink | Sumber: Kontan