Buka-bukaan soal Dugaan Rugi Investasi di GoTo, Dirut Telkom: Sudah Sesuai Prinsip GCG
Polemik investasi anak usaha PT Telkom yaitu PT Telkomsel ke saham PT Goto Gojek Tokopedia (GoTo) akhirnya dijawab oleh Direktur Utama Telkom
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik investasi anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) yaitu PT Telkomsel ke saham PT Goto Gojek Tokopedia (GoTo) akhirnya dijawab oleh Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah.
Investasi itu menimbulkan perdebatan karena Telkom sempat dikabarkan mencatat unrealized loss atau kerugian yang belum terealisasi Rp 881 miliar dalam laporan keuangan kuartal I 2022.
Ririek Adriansyah memastikan investasi Telkomsel di Gojek-Tokopedia (GoTo) sudah sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
Baca juga: Ini Alasan Telkomsel Inves Rp 6,4 Triliun di GoTo
Pernyataan tersebut disampaikan Ririek usai mengikuti rapat Panitia Kerja (Panja) Investasi BUMN bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa 14 Juni 2022.
“Jadi, saya dan Dirut Telkomsel memberi penjelasan meliputi garis rencana Telkom ke depan ekspansi dan sebagainya, demikian juga kita juga sampaikan proses investasi Telkomsel di GoTo yang kami yakini proses itu sudah memenuhi berbagai prinsip GCG yang berlaku,” kata Ririek dikutip dari Antara, Rabu (15/6/2022).
Ririek menyambut baik anggota Panja DPR yang memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan mengenai investasi tersebut. Ia merasa forum itu bisa dijadikan tempat untuk menjawab berbagai pertanyaan yang berkembangan mengenai investasi Telkomsel di GoTo.
Ririek menegaskan bahwa investasi Telkomsel di platform tersebut juga tidak melibatkan Kementerian BUMN.
Baca juga: Andre Rosiade Ungkap Hasil Rapat Panja Komisi VI dengan Bos Telkom-Telkomsel soal Investasi ke GoTo
“Secara umum investasi memang diterapkan oleh Telkomsel dan tentunya di Telkomsel ada juga pemegang saham lain, Singtel yang lebih berpengalaman dan juga lebih independen," kata Ririek.
"Kemudian sampai ke berbagai proses, sudah diverifikasi tim, dibawa ke rapat direksi Telkomsel, dan sampai di Komisaris Telkomsel, kemudian sampai ke pemegang saham dalam hal ini Telkom dan Singtel,” terang Ririek.
Ia bilang, keputusan investasi Telkom melalui Telkomsel ke saham GoTo sudah melalui prosedur di Kementerian BUMN.
“Jadi keputusan ini tidak melibatkan Komisaris Telkom, apalagi Kementerian BUMN, itu enggak ada. Aturan undang-undang seperti itu,” imbuhnya.
Ririek menjelaskan bahwa pihaknya memperhatikan juga capital gap dan potensi sinergi value saat berinvestasi di sektor digital. Ia mengungkapkan pada investasi GoTo, Telkomsel mencatat income revenue sebesar Rp 473 miliar di tahun 2021.
“Kuartal pertama tahun 2022 sudah ada sekitar Rp 153 miliar. Artinya, kalau dikalikan empat saja itu sudah sekitar Rp 600 miliar lebih, sudah ada pertumbuhan sekitar 25 persen dibanding income revenue di tahun 2021,” terang Ririek.
Ririek memastikan pencapaian tersebut menunjukkan tidak benar kalau investasi di GoTo membuat rugi. Ia menyebut kemarin harga saham GoTo Rp 368 per lembar. Apabila dibandingkan ketika Telkomsel investasi ada pada angka Rp 270 per lembar, sehingga dananya justru menjadi Rp 2,8 triliun.
Ririek mengungkapkan pihaknya juga memberikan interim report kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga bisa diketahui perkembangan perusahaan.
Ririek menjelaskan dalam laporan khususnya terkait investasi GoTo juga dimasukkan unrealized loss. Meski begitu, ia memastikan saat ini masih untung.
“Ada investor yang masuk setelah kita yang belum akhir tahun. Itu harga saham per lembar Rp 375, sehingga tahun 2021 kita mencatat fund release dari Rp 270 menjadi Rp 375 atau setara dengan hampir Rp 2,5 triliun,” ungkap Ririek.
“Ketika IPO harga saham GoTo kan Rp 338, artinya lebih rendah dari Rp 375, karena itu di 2021 kita di interim report kita mencatat unrealized loss Rp 821 miliar. Sebenarnya Rp 338 pun kalau dibandingkan Rp 270 itu masih untung,” pungkasnya.
Kuartal I 2022, Kinerja Keuangan GOTO Masih Rugi Rp 6,47 Triliun
Kinerja keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada kuartal I 2022 masih membukukan kerugian.
Mengutip laporan keuangan GOTO yang tidak diaudit, rugi bersih pada kuartal I 2022 meningkat jadi Rp 6,47 triliun dari kerugian periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,81 triliun.
Baca juga: Sengketa Merek GoTo Mencapai Kejelasan, Gojek-Tokopedia Lolos dari Gugatan Rp 2 Triliun
"Rugi yang meningkat (jika dibandingkan kuartal sebelumnya) kurang tepat karena GOTO dan anak perusahaan kuartal I 2021 disajikan tanpa Tokopedia. Penggabungan GOTO selesai dilakukan Mei 2021," kata CEO Grup GOTO Andre Soelistyo secara virtual, Senin (30/5/2022).
Sementara untuk pendapatan GOTO selama tiga bulan tahun ini, naik 65,48 persen menjadi Rp 1,49 triliun dari sebelumnya Rp 904,83 miliar.
Namun, sejumlah beban keuangan perseroan melonjak signifikan seperti beban pokok pendapatan dari Rp 693,14 miliar menjadi Rp 1,21 triliun.
Beban penjualan dan pemasaran tercatat naik menjadi Rp 3,30 triliun dari tahun sebelumnya Rp 431,49 miliar.
Baca juga: Dua Petinggi GOTO Ajukan Pengunduran Diri
Kemudian, beban umum dan administrasi naik dari Rp 697,33 miliar menjadi Rp 2,58 triliun.
Andre mengatakan, pada tahun ini perseroan akan terus mendorong inisiatif-inisiatif dan menggunakan keunggulan kompetitif yang ekosistem perseroan miliki, sekaligus memaksimalkan potensi pertumbuhan di Indonesia dan Asia Tenggara.
"Dengan semakin longgarnya kegiatan masyarakat, peningkatan dan integrasi produk akan terus dilakukan untuk memastikan bahwa GoTo mampu terus melayani pertumbuhan kebutuhan dan jumlah pengguna kami di layanan on demand, e-commerce, dan financial technology," tuturnya.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai Dibahas Dugaan Rugi Investasi di GoTo, Dirut Telkom Buka Suara"