Senin, 22 September 2025

Warga Uni Eropa Bersiap Hidup Tanpa Pasokan Gas Rusia dan Lonjakan Inflasi

Uni Eropa menuduh Rusia sengaja menekan negara-negara Barat lewat pengurangan pasokan bahan bakar seperti yang dialami Jerman.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Flick
Bendera Uni Eropa. Uni Eropa menuduh Rusia sengaja menekan negara-negara Barat lewat pengurangan pasokan bahan bakar seperti yang dialami Jerman sehingga mengganggu sebagian besar industrinya. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL - Para pemimpin Uni Eropa (UE) mengatakan setuju untuk meningkatkan pegurangan lebih lanjut pasokan gas Rusia ke negara mereka, Jumat (24/6/2022) kemarin.

Uni Eropa menuduh Rusia sengaja menekan negara-negara Barat lewat pengurangan pasokan bahan bakar seperti yang dialami Jerman sehingga mengganggu sebagian besar industrinya.

Para pemimpin UE mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) pada Jumat kemarin di Brussel, Belgia.

Agendanya membahas mengenai dampak ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina, dengan meningkatkan kekhawatiran atas melonjaknya harga bahan bakar dan peringatan mengenai kesulitan yang akan mereka hadapi selama musim dingin nanti.

"Inflasi adalah perhatian utama kita semua. perang agresi Rusia mendorong harga makanan, energi, dan komoditas," ujar Ketua Dewan Eropa, Charles Michel dalam KTT tersebut, yang dikutip dari Reuters.

Michel menambahkan, para pemimpin UE telah sepakat untuk mengoordinasikan kebijakan ekonomi mereka secara dekat.

Dalam KTT tersebut menyetujui beberapa langkah secara konkret, namun para pemimpin UE menugaskan Komisi Eropa untuk menemukan lebih banyak solusi untuk mengamankan pasokan energi dengan harga yang lebih terjangkau.

Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan pencarian pasokan alternatif bahan bakar sedang berlangsung, dengan pengiriman gas alam cair (LNG) AS naik 75 persen tahun ini dibandingan pengiriman tahun lalu, dan pengiriman gas melalui pipa Norwegia naik 15 persen.

Baca juga: Hongaria Minta Uni Eropa Hentikan Sanksi ke Rusia

Selain itu, von der Leyen mengungkapkan eksekutif UE akan mempresentasikan rencana mengenai kesiapan untuk pemotongan lebih lanjut untuk gas Rusia kepada para pemimpin UE di bulan Juli nanti.

"Berharap yang terbaik, bersiaplah untuk yang terburuk. Itulah yang kami lakukan sekarang," ujar von der Leyen.

Baca juga: Uni Eropa Incar Emas Rusia sebagai Target Sanksi Baru

Von der Leyen juga mengatakan, Komisi Eropa akan mengajukan proposal dan opsi untuk dibahas pada pertemuan puncak UE berikutnya pada bulan Oktober.

“Kami sedang mengerjakan model yang berbeda, tidak hanya untuk melihat bagaimana menekan harga energi atau harga listrik tetapi juga untuk melihat desain pasar, dengan pertanyaan: apakah desain pasar yang kami miliki saat ini masih sesuai dengan tujuan," tambahnya.

Baca juga: Uni Eropa: Blokade Gandum Ukraina oleh Rusia Bentuk Kejahatan Perang

Salah satu masalah yang diperdebatkan UE, apakah pemerintah harus turun tangan untuk membatasi harga gas di pasar listrik.

Spanyol dan Portugas telah membatasi harga gas di pasar listrik lokal mereka bulan ini, namun negara lain memperingatkan pembatasan harga akan mengganggu pasar energi dan menguras kas negara lebih jauh.

Musim dingin yang sulit

Para pemimpin UE menyalahkan tingginya harga energi dan pertumbuhan ekonomi global yang merosot pada saat perang dimulai empat bulan yang lalu.

"Gagasan energi murah hilang dan gagasan energi Rusia pada dasarnya hilang dan kita semua dalam proses mengamankan sumber alternatif. Pemerintah harus mendukung bagian masyarakat yang paling menderita," kata Perdana Menteri Latvia, Krisjanis Karins.

Menyusul sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dijatuhhkan setelah Rusia menginvasi Ukraina, namun sejauh ini banyak negara Eropa terpukul oleh pemotongan aliran gas dari Rusia.

"Hanya masalah waktu sebelum Rusia menutup semua pengiriman gas," kata seorang pejabat Uni Eropa menjelang pertemuan pada Jumat kemarin.

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck memperingatkan negaranya akan kekurangan pasokan gas, jika Rusia terus mengirimkan pasokan gasnya dengan volume yang rendah seperti sekarang, yang berpotensi dapat menghentikan operasi beberapa industri di musim dingin mendatang.

"Perusahaan harus menghentikan produksi, memberhentikan pekerja mereka, rantai pasokan akan runtuh, orang akan berhutang untuk membayar tagihan pemanas mereka," katanya.

Sebelum perang dimulai, Uni Eropa mengandalkan sebanyak 40 persen gas Rusia untuk memenuhi kebutuhan gasnya, meninggalkan celah besar yang harus diisi, di saat pasokan di pasar gas global yang sudah ketat.

Inflasi di 19 negara Eropa yang berbagi mata uang euro, telah mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas 8 persen.

Ketua Eurogroup, Paschal Donohoe memperingatkan UE harus mengakui risiko dari inflasi yang sedang terjadi saat ini. Sementara Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo memperingatkan potensi musim dingin yang sulit di Eropa ada di depan mata.

"Jika kita tidak memperhatikan maka seluruh ekonomi Uni Eropa akan masuk ke dalam resesi dengan segala konsekuensinya," kata Alexander De Croo.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan