Rabu, 1 Oktober 2025

Forum Dialog G20-B20, Kadin Dorong Percepatan Transformasi Digital untuk Bisnis dan UMKM

Ketua Umum KADIN Indonesia yang juga Chairman B20 Indonesia, Arsjad Rasjid menyebut transformasi digital bisa menguntungkan untuk sektor UMKM.

Editor: Content Writer
Kontan
B20 Indonesia Digitalization Task Force sukses menggelar forum dialog G20-B20 secara hybrid, Kamis (7/7/2022) di Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - B20 Indonesia Digitalization Task Force sukses menggelar forum dialog G20-B20 secara hybrid, Kamis (7/7/2022) di Jakarta. Pertemuan ini membahas sejumlah rekomendasi yang disiapkan B20 Indonesia Digitalization Task Force selama beberapa rangkaian diskusi panel yang sudah dijalankan.

B20 Indonesia Digitalization Task Force Chair yang juga Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Ririek Adriansyah mengatakan acara tersebut ingin memastikan bahwa digitalisasi dapat mendorong pertumbuhan di masa depan serta memastikan untuk dapat menjembatani kesenjangan digital yang pada akhirnya menghasilkan transformasi digital yang inklusif.

Ririek mengatakan bahwa gugus tugas yang dipimpinnya fokus pada pembahasan upaya mengatasi kesenjangan digital.

Kata Ririek kesenjangan digital mengacu pada kesenjangan pertumbuhan antara mereka yang menikmati inklusi ekonomi digital dan ekosistem, serta mereka yang berada di luar realitas digital.

“Seperti kita lihat, dalam 2 tahun terakhir ada kesenjangan ini lebih jelas karena bisnis beradaptasi dengan efek pandemi COVID-19. Selama itu, ada bisnis yang bisa bertahan dengan memanfaatkan platform digital seperti e-commerce, tapi banyak juga mereka yang tidak memiliki kemampuan digital akhirnya terpaksa tutup,” kata Ririek dalam acara B20-G20 Dialogue.

Forum tersebut lanjut Ririek juga siap mendukung inklusivitas digital untuk mendukung salah satu tujuan dari penyelenggaraan G20, yakni dengan mengajukan empat rekomendasi.

Pertama, mendorong konektivitas universal dengan memastikan untuk mendorong akses universal untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital dan layanan pemerintah memastikan inklusi dan menghilangkan kesenjangan digital.

Kedua, mengusung terobosan untuk ekonomi digital yang berkelanjutan dan tangguh, dengan tujuan mempercepat pembangunan infrastruktur digital.

Ketiga, memastikan pola pikir siap digital untuk individu dan UMKM dan memungkinkan UMKM memiliki akses ke platform digital.

Terakhir, mengimplementasikan standar keamanan teknologi yang mendasari praktik yang mendukung upaya perusahaan untuk melindungi jaringan.

Dalam dialog yang dihadiri para pemimpin bisnis global ini, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia/Chairman B20 Indonesia Arsjad Rasjid bersama dengan Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani serta B20 Indonesia Digitalization Task Force Chair Ririek Adriansyah memberikan pandangan dan membuka forum ini.

Selain itu, hadir pula Menteri Kominfo RI Johnny G Plate, yang mengapresiasi langkah dan rekomendasi yang diajukan B20 Digitalization Task Force dalam Dialog B20-G20.

Menurut Menkominfo, dunia saat ini terus terdigitalisasi dan ekonomi digital akan semakin besar di pasar global.

“Kendati kita diperlihatkan dengan potensi ekonomi yang luar biasa besar, ada tantangan di depan mata yang juga harus kita hadapi bersama, tentunya dengan kolaborasi publik-swasta. Salah satunya mengenai kesenjangan digital, khususnya di negara-negara berkembang,” kata Menkominfo.

Pemerintah kata Plate, sangat terbantu dengan bahasan dan rekomendasi dari B20 Digitalization Task Force yang sejalan dengan visi utama Presidensi G20 Indonesia untuk mewujudkan ekosistem digital yang inklusif, memberdayakan dan berkelanjutan.

Percepatan Transformasi untuk Bisnis dan UMKM

Sementara itu, Ketua Umum KADIN Indonesia yang juga Chairman B20 Indonesia, Arsjad Rasjid menyebut bahwa dunia telah berubah karena disrupsi teknologi.

Sekitar 52 persen perusahaan telah bankrut atau diakuisisi karena tidak bisa mengikuti tren digitalisasi.

Arsjad mengatakan di Indonesia, hal itu juga terjadi namun bukan hanya kepada perusahaan besar tapi juga UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Terdapat 64,2 juta UMKM, yang berkontribusi 61 persen terhadap PDB atau lebih dari Rp8,5 triliun serta menyediakan lapangan kerja bagi 97 persen angkatan kerja.

“Pandemi Covid-19 melumpuhkan hampir 80-90 persen UMKM terutama saat PPKM. Namun di sisi lain, pandemi ini menjadi berkah tersendiri bagi sebagian UMKM terutama yang berhasil bertransisi ke e-commerce atau mengadopsi penjualan secara digital,” papar Arsjad.

Menurut survei Bank Indonesia 2021, 20 persen UMKM Indonesia mampu memitigasi dampak pandemi dengan mendigitalkan bisnisnya dan berhasil memanfaatkan media pemasaran online.

Artinya, kata Arsjad, melalui digitalisasi Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi berikutnya hingga USD 150 miliar tahun 2025 sekaligus berpotensi menambah 20 juta pekerjaan bersih pada tahun 2030.

“Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kita harus mengatasi tantangan kesenjangan infrastruktur digital yang memang masih belum merata secara geografis dan berpusat di kota-kota besar,” ujar Arsjad.

“Tantangan kedua kurangnya keterampilan digital atau literasi digital yang akan membuat Indonesia menghadapi kekurangan 9 juta pekerja terampil di sektor teknologi digital,” sambungnya.

Untuk mengatasi tantangan ini, Arsjad mengatakan KADIN Indonesia telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk memberdayakan, mendidik, dan mempercepat literasi digital untuk bisnis dan UMKM.

Yakni melalui Platform WikiWirausaha dan Gugus Tugas Kejuruan yang membantu pemerintah mengubah kurikulum pendidikan kejuruan nasional untuk menerapkan keterampilan digital yang relevan dengan industri di masa depan.

“Kami mengajak komunitas bisnis dapat mengambil bagian dalam berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur digital dan konektivitas di seluruh negeri, mendukung dan memberikan masukan terhadap revitalisasi program kejuruan nasional agar lebih digital serta menyediakan magang di industrinya,” ucap Arsjad.

Sementara itu dalam pidato pembukaan, Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan dialog B20-G20 ini dirancang untuk menjadi platform bagi kolaborasi publik dan bisnis untuk menyampaikan keprihatinan mereka dan mengusulkan solusi mereka.

Dialog ini, kata Shinta diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang konkret.

“Rekomendasi kebijakan kami akan membawa kontribusi yang luar biasa bagi masyarakat di masa depan. Sepanjang prosesnya, perumusan rekomendasi kebijakan ini penuh dengan perdebatan dan argumen yang saling bertentangan, yang mampu mendorong keragaman pemikiran dan aspirasi dari lebih dari dua puluh negara, dengan keadaan dan kemampuan yang berbeda,” jelas Shinta.

Shinta yakin rekomendasi kebijakan yang akan diajukan pada pemimpin G20 ini akan menjadi kunci untuk mencapai perbaikan yang signifikan di era digital saat ini.

Rekomendasi yang diajukan jelasnya menyentuh beberapa nilai yang sangat krusial dan penting, yakni universal, berkelanjutan, tangguh, inklusif, dan saintifik.

Lebih lanjut, Shinta menjelaskan platform B20 Wiki bagi UMKM ditujukan untuk menjadi bagian dari rantai pasok global dan platform One Global Women Empowerment (OGWE) menggabungkan kapasitas dan jaringan yang ada untuk mempercepat upaya pemberdayaan perempuan pengusaha dan perempuan di dunia kerja secara global.

Shinta menyatakan sebagai komunitas bisnis, B20 Indonesia bertujuan tidak hanya untuk menciptakan tujuan tetapi juga memberikan kemajuan dan manfaat nyata untuk mendorong tindakan digitalisasi melalui kerja sama dan kemitraan bersama pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai visi yang dicita-citakan.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved