Selasa, 26 Agustus 2025

Tahun Ini, Bandara Kualanamu Targetkan Ada Rute Penerbangan Langsung ke India

PT Angkasa Pura Aviasi sudah berbicara dengan sejumlah maskapai penerbangan untuk membuat rute langsung ke India.

dok Angkasa Pura II
Suasana bandara Kualanamu. Bandara Kualanamu Medan dijadikan sebagai hub atau pusat persinggahan Asia Tenggara karena Medan sebagai kota terbesar keempat di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dodi Esvandi

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - PT Angkasa Pura Aviasi menargetkan tahun ini Bandara Kualanamu memiliki rute penerbangan langsung ke salah satu negara di Asia Selatan, yaitu India.

PT Angkasa Pura Aviasi sudah berbicara dengan sejumlah maskapai penerbangan untuk membuat rute langsung ke India.

“Prinsipnya kan respirokal, kalau mereka bersedia menyediakan penerbangan langsung ke Kualanamu, maka maskapai Indonesia juga akan melakukan penerbangan langsung ke India,” kata Presiden Direktur Angkasa Pura Aviasi, Ahmad Rifai dia acara seminar bertajuk 'Kualanamu Sebagai Penghubung Internasional di ASEAN: Tantangan dan Realisasi' di Medan, Sumatera Utara, Selasa (20/9/2022).

Baca juga: Incar 65 Juta Penumpang, Kualanamu Ingin Saingi Changi dan Kuala Lumpur Sebagai Bandara Penghubung

Rifai menjelaskan, alasan mengapa Bandara Kualanamu Medan dijadikan sebagai hub atau pusat persinggahan Asia Tenggara.

Salah satunya karena Medan sebagai kota terbesar keempat di Indonesia.

Itu membuat posisi Bandara Kualanamu menjadi strategi, di pinggir dan paling dekat dengan India, Pakistan, dan Bangladesh.

Karena pasar yang disasar Bandara Kualanamu adalah para penumpang dari India dan kawasan sekitarnya.

Selain itu, di Medan juga terdapat kawasan industri besar seperti Deli Serdang Regency dan lain sebagainya.

Bandara Kualanamu juga dekat dengan kawasan ekonomi khusus Danau Toba.

Di dekat Bandara Kualanamu juga terdapat kawasan-kawasan ekonomi zona ekslusif.

"Lalu lintas bandara sudah seharusnya bertumbuh di Medan, dalam hal ini Bandara Kualanamu. Kita lihat juga domestik produknya di atas rata-rata nasional, sehingga ini momen tepat bagi kita untuk membuat kesan Bandara Kualanamu menjadi hub di barat Indonesia," kata Rifai.

Rifai sadar untuk memajukan Bandara Kualanamu sebagai hub seperti Bandar Udara Internasional Changi Singapura, butuh dukungan dari semua pihak.

Mulai dari pemerintah selaku pembuat regulasi, pelaku industri, hingga sektor pariwisata.

Kalau sudah didukung berbagai pihak, Rifai yakin Bandara Kualanamu sebagai hub internasional yang ada di Barat Indonesia bisa sukses.

Apalagi, di belakang Bandara Kualanamu terdapat perusahaan yang telah pilihan tahun berkecimpung di dunia bandara.

Baca juga: Bandara Kualanamu Ingin 25 Tahun ke Depan Bisa Layani 65 Juta Penumpang per Tahun

"Per 7 Juli 2022 Kualanamu sudah dikelola oleh Angkasa Pura Aviasi. Sahamnya 51 persen milik Angkasa Pura, 49 persen milik GMR Airports Consortium. Kualanamu akan jadi bandara kebanggaan masyarakat Sumatera Utara," kata Rifai.

GMR Airports Consortium merupakan patungan antara GMR Group dari India dan Aéroports de Paris Group (ADP) dari Prancis.

GMR Group mengelola setidaknya delapan bandara internasional di dua benua.

Termasuk Bandara Internasional Mactan-Cebu.

Bandara tersibuk kedua di Filipina itu kini melayani penerbangan ke berbagai kota di Asia, seperti Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Hong Kong, Taipei, Nagoya, Narita, Busan, Shanghai, Osaka, Daegu, hingga Dubai di Qatar.

Kasubdit Kerja Sama Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Ade Kusmana mengatakan, Bandara Kualanamu termasuk bandar udara internasional yang ditawarkan sebagai entry poin angkutan udara luar negeri dalam setiap perundingan/perjanjian bilateral regional/ multilateral.

Baca juga: Angkasa Pura Aviasi Targetkan Kualanamu Jadi Bandara Penghubung Wilayah Barat

Selain itu, Bandara Kualanamu juga sudah menjadi entry point dalam SE 88 tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Luar Negeri dengan Transportasi Udara pada Masa Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Koordinator Infrastruktur Konektivitas Antar Moda Kemenko Maritim dan Investasi Balkis Kusumawati mengatakan ada 34 bandara internasional di Indonesia dengan total lalu lintas penumpang WNA sebesar 94,5 juta dari 2015 sampai Juni 2022, hanya dengan 2 Bandara teratas sudah mencakup 88 persen dari total keseluruhan lalu lintas.

“Pemerintah memutuskan untuk melakukan penataan bandar udara. Kesenjangan yang signifikan antara 2 bandara teratas dengan sisanya menunjukkan bahwa banyaknya bandara internasional yang belum beroperasi secara optimal. Penataan jumlah bandara adalah satu cara untuk menjaga keberlanjutan bandar udara,” kata Balkis.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan