Selasa, 19 Agustus 2025

Lepas Ketergantungan dari Dolar AS, China Usulkan Mata Uang Digital Asia

Mata uang digital ini akan membantu menjaga stabilitas keuangan dan dapat meningkatkan kerja sama moneter antar negara di Asia.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
HO
Ilustrasi mata uang digital. Para peneliti dari lembaga ekonomi di China mengusulkan pengenalan mata uang digital baru di Asia, untuk mengurangi ketergantungan kawasan itu dengan dolar AS. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Para peneliti dari lembaga ekonomi di China mengusulkan pengenalan mata uang digital baru di Asia, untuk mengurangi ketergantungan kawasan itu dengan dolar AS.

Mata uang digital ini akan membantu menjaga stabilitas keuangan dan dapat meningkatkan kerja sama moneter antar negara di Asia, kata para peneliti.

Menurut Song Shuang, Liu Dongmin, dan Zhou Xuezhi dari Institut Ekonomi dan Politik Dunia di Akademi Ilmu Sosial China, mata uang digital Asia akan dipatok ke 13 mata uang lainnya, termasuk yuan China, yen Jepang, Won Korea Selatan, dan 10 mata uang dari anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Teknologi blockchain dapat digunakan untuk mendukung mata uang yang diusulkan, menurut para peneliti. Peluncuran mata uang digital semacam itu bertujuan untuk mencegah dominasi dari salah satu negara peserta.

Baca juga: Lirik Mata Uang Digital, Bank Sentral Australia Luncurkan Proyek Uji Coba CBDC

“Lebih dari 20 tahun integrasi ekonomi yang mendalam di Asia Timur telah meletakkan dasar yang baik untuk kerja sama mata uang regional. Kondisi untuk membentuk yuan Asia telah terbentuk secara bertahap,” tulis para peneliti dalam sebuah artikel, yang dikutip dari Bitcoin News.

Ini bukanlah inisiatif pertama yang diusulkan untuk menciptakan mata uang regional Asia. Usulan sebelumnya, termasuk proposal Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang dibuat selama krisis keuangan Asia tahun 1997, yang ia ulangi pada tahun 2019, serta proyek Bank Pembangunan Asia yang dipimpin Jepang untuk Unit Mata Uang Asia (ACU) pada tahun 2006.

Inisiatif tersebut jika direalisasikan kemungkinan akan dipimpin China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia yang terus memperluas area percontohan mata uang digitalnya sendiri, yuan digital.

Bank Rakyat China (PBOC) baru-baru ini mengumumkan pembayaran e-CNY telah melampaui 100 miliar yuan atau hampir 14 miliar dolar AS dalam 360 juta transaksi pada akhir bulan Agustus.

Sebelumnya pemerintah China menyatakan mata uang digital bank sentral (CBDC) ditujukan untuk penggunaan domestik. Sekitar dua lusin kota besar beraprtisipasi dalam pengujian yuan digital dengan lebih dari 5,6 juta pedagang menerima koin digital tersebut.

PBOC juga mengeksplorasi penyelesaian pembayaran lintas batas, bersama-sama dengan otoritas moneter Hong Kong, Thailand, dan Uni Emirat Arab.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan