Senin, 22 September 2025

Harga Pangan

Sudah Diwanti-wanti Mendag Zulkifli Hasan, Kini Harga Pangan Telah Melambung, Pedagang Menjerit

Pendapatannya menurun sejak harga daging ayam naik karena para pembeli memilih untuk menghilangkan ayam dari daftar menu makanannya.

Endrapta Pramudhiaz
Seorang pedagang di Pasar Cipete, Jakarta Selatan, bernama Lili mengeluh karena harga daging ayam terus mengalami kenaikan sejak Lebaran 2023. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai harga pangan di pasar pada saat ini telah mengalami kenaikan, seperti telur, daging ayam, garam konsumsi, beras, hingga bawang putih.

Kondisi ini membuat para pedagang komoditas pangan menjerit karena sepinya pembeli yang akhirnya berimbas pada pendapatannya.

Lili yang merupakan pedagang daging ayam potong di Pasar Cipete, Jakarta Selatan, mengeluh karena harga daging ayam terus mengalami kenaikan sejak Lebaran 2023.

Baca juga: Bawang Merah di Jabodetabek Melonjak Rp53.350, Simak Update Harga Pangan Hari Ini Senin, 29 Mei 2023

Ia mengaku penjualannya menurun sejak harga daging ayam naik karena para pembeli memilih untuk menghilangkan ayam dari daftar menu makanannya.

"Ini (harga daging ayam) lagi naik. Lagi mahal. Sudah lama. Abis Lebaran sampai sekarang. (Pedagang) pada mengeluh. Kalau orang lihat harga mahal gitu kan nanti enggak jadi beli. Ganti menunya dari ayam," ujar Lili kepada Tribunnews yang ditulis Senin (29/5/2023).`

Harga daging ayam yang Lili jual saat ini sebesar Rp 35 ribu per kilogram (kg).

Lili mengatakan, ia tak tahu mengapa harga ayam mengalami kenaikan. Satu hal yang ia ketahui, harga ayam ini sudah terlampau mahal.

"Enggak tahu saya. Mungkin banyak orang hajatan. Yang saya tahu ayam harganya mahal," katanya.

Berbeda dengan Lili, pedagang daging ayam lainnya menyebut bahwa kenaikan harga ini karena stok yang minim dari peternak.

"Sejak Lebaran sudah dikasih tahu kalau kandangnya kosong (stok terbatas)," ujar seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.

Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat bahwa harga daging ayam telah menembus Rp 38.650 per kg.

Harga ini telah naik sejak sepekan terakhir. Mulai dari Rp 37.850 per kilogram, harganya merangkak naik sampai Rp 800, sekarang Rp 38.650.

Masyarakat Diminta Bersiap

Harga bahan pangan di Indonesia diprediksi akan mengalami kenaikan, seiring produksi pertanian nasional bakal susut akibat El Nino atau kemarau panjang pada Agustus 2023.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, kondisi cucaca panas ekstrem di Indonesia berbeda dengan negara-negara di bagian barat.

"Beda dengan belahan barat seperti Amerika Latin, itu malah produksinya lebih bagus. Kedelai itu (produksinya) lebih bagus," kata Zulkifli, Jumat (19/5/2023).

Maka demikian, Ketua Umum Partai PAN itu meminta agar masyarakat bersiap-siap.

"Tapi yang di Asia, India, Tiongkok, Asia Tenggara, cuacanya panas sekali. Kita khawatirkan akan mempengaruhi produksi pangan, jadi kita siap-siap aja (harga pangan naik)," ujar Zulkifli.

Sebelumnya, Zulkifli pun menyebut El Nino ini akan berpengaruh terhadap produksi bahan pangan dan harga di pasaran.

"Saya infokan, sekarang masuk musim El Nino, di India panasnya luar biasa," katanya.

Baca juga: Ketika Ancaman El Nino Berdampak Naiknya Harga Pangan, Klaim Gagal Panen hingga Inflasi Nasional

Menurutnya, dengan cuaca ekstrem seperti El Nino akan berpengaruh pada produksi bahan pangan di Indonesia dan Asia pada umumnya.

Produksi bahan pangan ini diprediksi akan menurun secara signifikan.

"Bawang putih di Tiongkok harganya sudah dua kali lipat dibandingkan harga normal," ucapnya.

Dengan demikian, maka dipastikan hukum pasar akan berlaku yakni pasokan menurun membuat harga meningkat.

"Mungkin harga akan meningkat, jadi masyarakat jangan kaget," katanya.

Ia mengatakan Kementerian Perdagangan akan mencari jalan supaya berkurangnya pasokan bahan pangan ini tidak terlalu berpengaruh pada kenaikan harga.

Kenaikan Harga Bawang Putih Tak Wajar

Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat, harga nasional bawang putih per kilogram dibanderol Rp 38.700 pada pekan lalu.

Data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan juga mencatat, harga bawang putih sebesar Rp 37.400 per kg.

Menurut Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri, harga tersebut sudah tidak wajar.

"Harga wajar bawang putih itu kurang lebih sekitar Rp 28 ribu-Rp 30 ribu. Tertingi Rp 30 ribu. Kalau sudah di atas Rp 35 ribu sudah enggak wajar," katanya kepada Tribunnews, Senin (29/5/2023).

Abdullah mengatakan, dalam hal ini yang harus jadi perhatian adalah polemik di balik importasi bawang putih bisa dikendalikan.

"Nah, yang sesungguhnya harus dipikirkan bagaimana agar polemik importasi, polemik harga impor, harga bawang putih, itu bisa dikendalikan," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, kata Abdullah Indonesia, Indonesia mengimpor 90 persen bawang putih dari China.

"Bawang putih itu kan impor ya. Bawang putih itu 90 persen dari China karena kualitasnya yang jauh lebih baik dibanding Vietnam atau Thailand," katanya.

Maka dari itu, ia mengatakan perlu ada penanganan terkait polemik ini. Sebab, sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam importasi bawang putih sudah ada "penguasa"nya.

"Ya kita semua tau bahwa ada polemik importasi. Siapa-siapa yang dipilih untuk jadi importir dan siapa yang menjadi penguasa baru di dunia importir. Itu semua kan sudah umum ya," ujar Abdullah.

Sudah di Atas HET

Empat komoditas pangan mengalami kenaikan atau melebihi harga eceren tertinggi (HET) di atas 10 persen.

Empat komoditas itu ialah jagung, garam konsumsi, beras medium, dan telur ayam ras.

"Kami mengevaluasi harga hari ini, kemarin rata-rata minggu lalu, rata-rata bulan lalu dan rata-rata tahun lalu, dan kita bandingkan ternyata benar ada 4 komoditas yang kenaikan harganya lebih besar dari 10 persen di atas HET atau HAP," kata Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah dikutip dari Kontan, Senin (29/5/2023).

Bapanas atau National Food Agency (NFA) mencatat, jagung di tingkat peternak per 27 Mei kemarin harganya 24,78 persen lebih besar dari harga acuan pemerintah.

Kemudian garam konsumsi juga mengalami kenaikan 19,34% lebih tinggi dari harga acuan pemerintah.

Ketiga beras medium di zona 3 naik 15,61% lebih besar dari harga eceran tertinggi.

Keempat adalah telur ayam ras yang naik 14,39% lebih besar dibanding harga acuan pemerintah.

Menurutnya, harga jagung di tingkat peternak yang naik tersebut memicu harga ayam ras dan telur naik. Dimana saat ini hampir di seluruh provinsi sentra peternak telur harga jagung di tingkat peternak naik.

Baca juga: Harga Telur Ayam Hari Ini Naik Jadi Rp 32.100 Per Kg, Daging Ayam Rp 38 Ribu

Adapun kenaikan harga jagung pakan tertinggi terjadi di provinsi Riau sebesar Rp 7.370 per kilogram.

"Penyebab kenaikan harga ini yang pertama memang ada peningkatan konsumsi jagung kita. Kedua biaya operasional pupuk tinggi dan biaya produksi alat yang belum optimal," ujarnya.

Menyikapi kenaikan harga jagung pakan, Badan Pangan Nasional beserta Dinas Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten terus melakukan kegiatan fasilitasi distribusi pangan.

Fasilitasi distribusi dilakukan dari sentra jagung di Provinsi NTB misalnya, kepada peternak telur UMKM di Pulau Jawa melalui wadah rumah bersama asosiasi peternak layer.

"Per akhir Maret kemarin 2023 telah didistribusikan sebanyak 256.893 kilogram jagung dan masih akan terus berproses," ungkapnya.

Selain itu, pemerintah daerah juga diminta berkoordinasi dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) jagung, distributor dan peternak layer di wilayah masing-masing untuk memastikan kelancaran distribusi jagung.

Andriko menyebut, pemerintah daerah juga dapat melakukan intervensi melalui fasilitasi distribusi pangan, atau pemberian insentif kepada peternak UMKM sesuai dengan ketersediaan anggaran masing-masing.

Kemudian kenaikan harga garam dikarenakan adanya penurunan produksi garam di beberapa wilayah sentra akibat gagal panen karena cuaca basah.

Sedangkan untuk kenaikan harga beras medium di zona 3, Andriko berharap Bulog mempercepat pendistribusian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Menurutnya, untuk kenaikan harga telur ayam ras salah satu penyebabnya adalah harga pakan yang naik. Selain itu, adanya kenaikan permintaan beberapa hari terakhir di masyarakat.

"Adanya acara-acara hajatan yang menyebabkan konsumsi telur kita meningkat," kata Andriko.

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional per 27 Mei 2023 rata-rata nasional harga jagung ditingkat peternak ialah Rp 6.239 per kilogram lebih tinggi dari HAP Rp 5.000 per kilogram. Telur ayam ras Rp 30.885 per kilogram, melebihi HAP Rp 27.000 per kilogram.

Kemudian garam konsumsi rata-rata nasional Rp 11.934 per kilogram atau 19,34% lebih tinggi dari HAP-nya yakni Rp 10.000.

Beras medium di zona 3 rata-rata nasional ada di Rp 13.642 per kilogram atau 15,61% dari HET Rp 11.800 per kilogram. Adapun HET beras medium zona 3 meliputi wilayah Maluku dan Papua.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan