Jumat, 5 September 2025

Kementan dan BNPT Ajak 1.000 Eks Napi Teroris Jadi Petani

Mentan dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan mengajak 1.000an lebih eks Narapidana Teroris (Napiter) untuk bercocok tanam

Dennis Destriyawan/Tribunnews.com
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Kepala BNPT Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel di Jakarta, Rabu (15/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Pertanian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan mengajak 1.000an lebih eks Narapidana Teroris (Napiter) untuk bercocok tanam, utamanya padi.

Kepala BNPT Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel melangsungkan pertemuan dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Keduanya membahas soal bekerja sama dalam bentuk memberikan peluang bagi 1.000an lebih eks Napiter.

Rycko menjelaskan, BNPT akan memanfaatkan 5 lokasi, utamanya di Pulau Jawa. Lahan itu, akan diisi dengan kegiatan pertanian, yakni hortikultura, peternakan, atau pangan.

Baca juga: Kurangi Penggunaan Pupuk Kimia, Kementan Perkenalkan Inovasi Bercocok Tanam Dengan Teknik Biosaka

"Kami minta bimbingan untuk bagaimana cara kegiatan pertanian yang benar. Tanahnya cocok, bibitnya cocok, cara penanam, dan memelihara seperti apa," ujar Rycko usai bertemu Amran di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Menurut Rycko hal tersebut selaras dengan program Kementan untuk swasembada beras. Karena itu BNPT ingin ikut mensukseskan program tersebut. Dengan meningkatkan kemampuan dan kehidupan bagi para eks Napiter.

"Mulai hari ini, BNPT bersama Kementan akan cek lapangan. Nantinya ada ribuan eks Napiter yang ikut program," terang Rycko.

Sedangkan, Mentan Amran menyampaikan, Kementan akan menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan bercocok tanam, seperti alat-alat berat, bibit, hingga teknologi lainnya.

"Kalau tanahnya sudah ada, Insya Allah mulai bekerja hari ini. Dimana lahannya, alatnya kita turunkan, bibit terbaik kita turunkan. Kementerian Pertanian siapkan peralatan, teknologi, pendampingan dari ahli," ucap Amran.

Sehingga nantinya hasil tanam bisa dikonsumsi, hingga dijual kemasyarakat sebagai bentuk pemenuhan beras.

"Ini tidak hanya program el nino. Program 1 juta hektare itu anggaran besar butuh puluhan ribu orang, butuh tenaga kerja, butuh partisipasi orang," terang Amran.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan