Selasa, 9 September 2025

Indonesia Punya Mimpi Transisi Energi, Bos PLN Sebut Pengembangan Teknologi Jadi Aspek Penting

Evy Haryadi mengatakan, saat ini PLN telah menjalankan berbagai pengembangan teknologi guna mengurangi emisi CO2

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
HO
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap tanpa investasi mengurangi emisi karbon dioksida selama masa pakainya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan, pengembangan teknologi merupakan aspek penting dalam upaya mendorong transisi energi dan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi mengatakan, saat ini PLN telah menjalankan berbagai pengembangan teknologi guna mengurangi emisi CO2.

Berbagai inovasi tersebut seperti pengembangan biomass co-firing, efisiensi jaringan transmisi dan pembangkit, mengganti PLTU subcritical menjadi PLTU super critical dan ultra super critical, gas combined cycle serta renewables energy.

Baca juga: Mengenal Transisi Energi Fosil ke Energi Hijau Lewat Pameran SolarTech 2024 di Jakarta

“Seperti co-firing misalnya, kita punya target 52 lokasi dan hingga saat ini telah berjalan 43 lokasi dan berhasil menurunkan emisi sekitar 1 juta ton CO2 ekuivalen,” ujar Haryadi dalam keterangannya, dikutip Selasa (12/3/2024).

Selain itu, Haryadi menambahkan bahwa saat ini PLN sudah berhasil melakukan efisiensi jaringan transmisi dan distribusi yang berhasil menurunkan emisi sebesar 2,8 juta ton CO2.

“Di sisi lain, teknologi PLTU subcritical kita upgrade menjadi PLTU super critical dan ultra super critical, yang akan dapat menurunkan emisi sebesar 20,8 juta ton CO2,” tambahnya.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wanhar mengatakan bahwa dalam upaya mewujudkan transisi energi diperlukan sebuah kolaborasi antara semua pihak.

“Jadi memang harus ada suatu sinergi terus-menerus, sustainable gitu ya. Kita harapkan PLN bersama dengan pemerintah terus bergandengan tangan” ungkap Wanhar.

Wanhar juga mengatakan pemerintah terus membangun iklim investasi yang baik sehingga upaya transisi energi bisa berjalan baik dan cepat, antara lain melalui penerbitan regulasi seperti Perpres 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik dan Permen ESDM 12/2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa sebagai Campuran Bahan Bakar pada PLTU.

"Kami pemerintah bersama dengan stakeholder lain mendorong percepatan transisi energi dengan berbagai regulasi. Regulasi ini diharapkan bisa menyerap investasi dan juga mendorong pertumbuhan industri," tambah Wanhar.

Baca juga: Luncurkan Rumah Bersama, PLN dan Lintas Kementerian Kolaborasi Kebut Implementasi Transisi Energi

Selain itu, Wanhar menambahkan bahwa implementasi co-firing merupakan pilihan terbaik untuk menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan bersama dengan bahan bakar konvensional untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.

"PLN telah mempersiapkan PLTU untuk menggunakan co-firing. Saat ini PLN telah menggunakan co-firing dengan biomassa, wood chip, sudas, dan cangkang kelapa sawit,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan