Minggu, 10 Agustus 2025

Kemenperin Dampingi 10 Pelaku Usaha melalui Program CBI 2025 agar Berkembang dan Naik Kelas

Program Coaching 2025 akan dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan, dengan target pendampingan yang terstruktur. 

HO
IKM INDONESIA - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita, Jakarta. Kemenperin terus mendorong lahirnya wirausaha baru di berbagai daerah lewat program pendampingan bisnis.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian terus mendorong lahirnya wirausaha baru di berbagai daerah lewat program pendampingan bisnis. 

Program yang digalakkan ialah melalui Creative Business Incubator (CBI), yang rutin digelar untuk pelaku industri kreatif di sektor fesyen dan kriya agar lebih adaptif, berkembang dan naik kelas.

CBI merupakan kerja sama Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, melalui Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) dengan praktisi dan akademisi di bidang kewirausahaan dan bisnis. 

Program coaching ini merupakan tahap pendampingan kedua setelah pendampingan klasikal inkubator bisnis yang digelar tahun lalu.

Baca juga: Komisi VII DPR: Perlindungan terhadap IKM Harus Diperkuat, Banjir Impor Ilegal Perlu Ditindak Tegas

"Melalui coaching CBI ini, sebanyak 10 IKM terpilih akan didampingi seorang mentor yang akan membantu menjawab permasalahan yang dialami dalam pengembangan bisnisnya sehingga mampu naik kelas," kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan resmi, Minggu (18/5/2025). 

Program coaching adalah implementasi dari rencana pengembangan bisnis yang disusun pada tahap kelas klasikal (tahun pertama program CBI). 

Reni menjelaskan, Program Coaching 2025 akan dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan, dengan target pendampingan yang terstruktur. 

Adapun 10 brand lokal terpilih dalam Coaching CBI 2025, yaitu Delova Wardro, Hanabira, CV Amod Bali, Wiras Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB Etnnic, Astraea Leather Craft dan Ulur Wiji. 

"Harapannya mereka dapat mengikuti jejak sukses para alumni CBI yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan omzet dan naik kelas dari skala mikro ke kecil atau dari skala kecil ke skala menengah," imbuh Reni.

Berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Ciputra, 74,03 persen bisnis akan bertahan dan berkembang setelah didampingi oleh mentor.

Pendampingan yang tepat, dinilai mampu mempercepat pertumbuhan, mengurangi risiko kegagalan dan mendorong terciptanya bisnis yang lebih berkelanjutan.

Reni menambahkan, maka kerja sama pendampingan di bidang kewirausahaan menjadi program penting demi meningkatkan kemampuan dan daya saing pelaku bisnis.

Hal ini berkaca bahwa tahun ke tahun, Program Coaching CBI telah berhasil membantu para alumninya dalam mengatasi permasalahan dan mengembangkan bisnis.

Adanya sinergitas dan kolaborasi dalam pendampingan bisnis bagi pelaku industri atau wirausaha muda juga diharapkan dapat memperkuat kontribusi industri manufaktur nasional.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan