Cenderaloka
Jawa Banget, UMKM Kreatif yang Lestarikan Budaya Lewat Kerajinan Bernuansa Aksara Jawa
Di tangan Kharisma Aiu, aksara Jawa bukan lagi sekadar pelajaran sekolah atau tulisan kuno. Ia hidup kembali dalam bentuk tas, pouch, goodie bag, dsb.
Editor:
Andra Kusuma
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah gempuran modernisasi dan dominasi produk industri massal, masih ada ruang bagi karya lokal yang tumbuh dari akar budaya.
Salah satunya adalah Jawa Banget, sebuah brand kerajinan asal Solo yang didirikan oleh Kharisma Aiu.
Lewat usahanya, Kharisma tidak hanya menonjolkan kreativitas, tetapi juga membawa misi pelestarian budaya khususnya melalui penggunaan aksara Jawa dalam produk-produk sehari-hari.
Dari Jahitan Sederhana, Lahir Ide Bernilai Budaya
Meskipun Jawa Banget baru resmi berdiri pada 2019, perjalanan Kharisma di dunia jahit-menjahit sudah dimulai jauh sebelumnya.
Awalnya, ia fokus menjahit pakaian secara mandiri. Namun pandemi COVID-19 tahun 2020 mengubah arah bisnisnya.
“Waktu itu pasar baju sedang lesu, jadi kami beralih membuat masker dari bahan kain yang masih tersedia,” ujarnya kepada Cenderaloka.
Peralihan ini membuka jalan baru.
Kharisma kemudian mengikuti pelatihan desain fashion yang menjadi titik balik usahanya.
Dari sisa-sisa bahan kain, ia mulai memproduksi beragam kerajinan seperti goodie bag yang kemudian diberi sentuhan khas: aksara Jawa.
Aksara Jawa sebagai Ciri Khas Produk
Kekuatan utama Jawa Banget terletak pada keberanian menggunakan aksara Jawa sebagai elemen utama desain.
Di tengah banyaknya pelaku industri kreatif yang menghindari huruf-huruf kuno, Kharisma justru menjadikannya identitas.
“Setiap produk kami tampilkan dengan aksara Jawa. Kami ingin budaya ini tetap hidup, tapi tetap relevan dengan selera pasar,” jelasnya.
Tak asal pilih, aksara yang digunakan pun memiliki makna khusus.
Ada yang menampilkan nama kota Surakarta, ada juga tas dengan aksara lima weton: Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing.
“Intinya, kami ingin budaya Solo tetap terlihat dan dirasakan lewat produk yang kekinian,” katanya.
Menjaga Kualitas, Menjaga Nilai
Di balik setiap produk Jawa Banget, Kharisma ikut terlibat langsung. Ia merancang desain, memotong kain, hingga memastikan hasil akhir sesuai standar.
“Meski proses jahit dibantu, saya tetap periksa satu per satu. Kalau hasilnya kurang bagus, saya minta dijahit ulang,” tegasnya.
Menurutnya, kualitas bukan cuma soal bahan dan teknik, tetapi juga soal bagaimana pesan budaya dapat tersampaikan dengan utuh.
Produk yang dikerjakan asal-asalan justru bisa merusak nilai yang ingin diangkat.
Tradisi yang Terus Berinovasi
Tak berhenti di aksara, Kharisma juga mulai mengeksplorasi pewarna alami dan mengembangkan desain sesuai tren pasar.
Ia menyadari bahwa melestarikan budaya lewat produk kreatif bukan hal yang instan.
“Kalau dibilang sudah berperan besar dalam pelestarian budaya, rasanya belum. Tapi saya yakin, masih banyak ide yang bisa digarap,” ungkapnya dengan rendah hati.
Ke depannya, ia berencana menggali lebih banyak inspirasi dari budaya lokal lainnya, termasuk dari makanan dan tradisi luar Solo, untuk dijadikan motif produk yang lebih variatif.
Wakili Solo di Ajang Inovasi Daerah
Jawa Banget kini mulai mencuri perhatian.
Brand ini ditunjuk mewakili Kota Solo dalam ajang Solo Krenova tingkat Jawa Tengah.
Jika lolos seleksi administratif, Kharisma akan mempresentasikan inovasinya di Blora.
“Kesempatan ini bukan cuma untuk memperkenalkan produk, tapi juga budaya yang terkandung di dalamnya,” tuturnya.
Meski kolaborasi dengan pihak luar masih minim, Kharisma terbuka untuk kerja sama demi memperluas jangkauan sekaligus memperkuat misi budayanya.
Pesan untuk Generasi Muda
Kharisma juga menyemangati anak muda yang ingin menekuni dunia UMKM, terutama bidang kerajinan.
“Kalau mau mulai usaha, jangan cepat menyerah. Kadang harga ditawar habis-habisan, atau produk belum laku. Tapi yang penting, tanamkan nilai di produk kita supaya kita sendiri percaya diri,” pesannya.
Ia menambahkan, tantangan terbesar sering kali bukan dari luar, melainkan dari diri sendiri rasa minder, malu, atau cepat putus asa.
Padahal, jika konsisten dan punya keunikan, setiap pelaku UMKM punya peluang untuk berkembang. (*)
Sumber: TribunJualBeli.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.