Pengembangan Baja Reflektif Surya sebagai Upaya Pengurangan Emisi Karbon di Sektor Bangunan
Pengembangan Rumah Raflesia akan terus dilanjutkan sebagai bagian dari kontribusi bersama dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Ringkasan Berita:Akademisi melakukan penelitian dan pengembangan inovasi berkelanjutan.Rumah dirancang sebagai hunian hemat energi dan rendah emisi.Sebanyak 70 unit Rumah Raflesia telah dibangun di berbagai wilayah Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kembali melakukan kerja sama dalam bidang penelitian dan pengembangan inovasi berkelanjutan.
Perpanjangan kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berlangsung di fasilitas produksi PT Tata Metal Lestari di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, pada Senin (13/10/2025).
Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara dunia akademik dan industri dalam menghasilkan material baja berkualitas yang tahan korosi dan dilengkapi dengan teknologi reflektif surya tinggi (solar reflective technology).
Baca juga: Perumahaan Rendah Emisi: Motor Ekonomi Sirkular
Teknologi tersebut diharapkan dapat mendukung efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon melalui penurunan suhu permukaan bangunan.
Vice President of Operation Tatalogam Lestari, Stephanus Koeswandi, menjelaskan bahwa kerja sama antara PT Tata Metal Lestari dan UPI melalui Pusat Unggulan Universitas Material dan Energi Bangunan Rendah Emisi (PUU MEB) telah berlangsung sejak tahun 2023.
Langkah ini sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan riset, perusahaan telah membangun laboratorium dan menyediakan peralatan uji Solar Reflective Index (SRI) melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Pada tahun 2025, kerja sama ini diperluas ke tahap hilirisasi hasil riset menuju komersialisasi produk berkelanjutan.
Direktur Direktorat Inovasi, Hilirisasi, dan Science Techno Park UPI, Ida Kaniawati, menyampaikan harapannya agar produk hasil riset ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan.
Dirinya menekankan pentingnya hilirisasi hasil penelitian akademik melalui kerja sama dengan industri, serta perlindungan kekayaan intelektual untuk memperkuat nilai komersial inovasi.
Sementara itu, Ketua PUU MEB UPI, Dr. Eng Beta Paramita, menjelaskan bahwa cat BeCool memiliki kemampuan mereduksi panas dari sinar matahari, sehingga meningkatkan kenyamanan termal dalam ruangan.
Dr. Beta menambahkan bahwa sejak awal kerja sama pada tahun 2023, sebanyak 70 unit Rumah Raflesia telah dibangun di berbagai wilayah Indonesia.
Rumah ini dirancang sebagai hunian hemat energi dan rendah emisi, dengan masa pakai yang diperkirakan mencapai 50 tahun.
Rumah Raflesia adalah hunian berbasis baja berteknologi reflektif surya yang dikembangkan untuk mendukung efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon.
Ke depan, pengembangan Rumah Raflesia akan terus dilanjutkan sebagai bagian dari kontribusi bersama dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Mendagri Tito: Kampus Harus Jadi Motor Dukungan Program Tiga Juta Rumah |
![]() |
---|
Dirjen Perumahan Perdesaan Tinjau Progres Pembangunan Rumah Swadaya di Sorong, Papua Barat Daya |
![]() |
---|
Keluarga Minta Cek Ulang TKP Tewasnya Diplomat Arya Daru di Indekos Menteng |
![]() |
---|
Rumah Sakit dan Masyarakat Berperan Penting Ciptakan Lingkungan yang Sehat |
![]() |
---|
Dukung Program Pemerintah, Industri Baja Nasional Maksimalkan Pemanfaatan TKDN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.