Selasa, 19 Agustus 2025

Utang Pemerintah

Tahun Depan, Pemerintah Bakal Tarik Utang Baru Senilai Rp 781,9 Triliun

Penarikan utang untuk tahun 2026 paling banyak akan dipenuhi melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
UTANG PEMERINTAH - Pemerintah akan menarik utang baru senilai Rp 781,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan menarik utang baru senilai Rp 781,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026.

Berdasarkan Buku II Nota Keuangan beserta APBN Tahun 2026, jumlah tersebut naik jika dibandingkan dengan tahun 2025 sebesar Rp 715,4 triliun.

"Dalam RAPBN tahun anggaran 2026, pembiayaan utang direncanakan sebesar Rp781.868,6 miliar yang akan dipenuhi melalui penerbitan SBN dan penarikan pinjaman," tulis keterangan dalam Buku II Nota Keuangan, dikutip Selasa (19/8/2025).

Baca juga: INDEF: Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 781,9 Triliun untuk Bayar Bunga Utang di 2026

Nilai pembiayaan utang tertinggi di tahun 2021 sebesar Rp 870,5 triliun. Pada tahun 2021, rasio utang sempat mencapai 40,7 persen sebagai dampak program pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

Namun, kembali turun di bawah 40 persen pada akhir tahun 2024 yang mencapai sebesar 39,8 persen.

Penarikan utang untuk tahun 2026 paling banyak akan dipenuhi melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara. 

Surat Utang Negara adalah surat berharga berupa pengakuan utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam mata uang Rupiah atau valuta asing, dengan jaminan pembayaran bunga dan pokok sesuai masa berlakunya.

"Dalam RAPBN tahun anggaran 2026, pembiayaan utang yang bersumber dari SBN (neto) direncanakan sebesar Rp749.194,5 miliar atau naik jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2025," tulisnya.

Pembiayaan utang juga akan bersumber dari pinjaman sebesar Rp 32,6 triliun. Pinjaman Pemerintah terdiri dari Pinjaman Dalam Negeri sebesar Rp 6,53 triliun dan Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp 39,2 triliun.

Pinjaman Dalam Negeri (neto) dalam RAPBN tahun anggaran 2026 direncanakan sebesar negatif Rp6.536,5 miliar, yang terdiri atas penarikan Pinjaman Dalam Negeri (bruto) sebesar Rp7.334,8 miliar dan pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri sebesar negatif Rp13.871,3 miliar. 

Alokasi Pinjaman Dalam Negeri (neto) tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan target APBN tahun 2025 yaitu sebesar Rp5.174,8 miliar dan target outlook APBN 2025 yaitu sebesar Rp9.522,0 miliar.

Sementara Pinjaman luar negeri (neto) dalam RAPBN tahun anggaran 2026 direncanakan sebesar Rp39.210,6 miliar, yang terdiri atas penarikan pinjaman luar negeri (bruto) sebesar Rp144.543,4 miliar dan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar negatif Rp105.332,8 miliar.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan