Wamen BUMN Ungkap Aplikasi Bank Himbara Tiap Hari Jadi Sasaran Ratusan Ribu Serangan Siber
Kartika Wirjoatmodjo mengungkap bahwa aplikasi milik bank-bank Himbara setiap hari menerima ratusan ribu percobaan serangan siber.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap bahwa aplikasi milik bank-bank Himbara setiap hari menerima ratusan ribu percobaan serangan siber.
Himbara sendiri merupakan singkatan dari Himpunan Bank Milik Negara, yang terdiri dari Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN.
Pria yang akrab disapa Tiko itu awalnya bercerita, berdasarkan pengalamannya di perbankan, mereka sudah mulai menerapkan keamanan digital sejak lima tahun lalu.
"Saya kebetulan berangkat dari perbankan. Di perbankan kita sudah mulai belajar mengenai cyber security dari 5 tahun yang lalu," katanya dalam acara Digital Resilience Summit 2025 di Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).
Ia mengatakan penting agar perusahaan bisa menyiapkan sumber daya manusia untuk menjadi pasukan siber yang bertugas melindungi seluruh ekosistem digital.
Tiko pun mencontohkan berbagai aplikasi di perbankan seperti Livin milik Mandiri, BRImo milik BRI, dan Byond milik BSI yang telah mengerahkan pasukan siber dalam melidungi ekosistem digital mereka.
Baca juga: Wamen BUMN Sebut Cicilan Rumah Saat Ini Terlalu Mahal, Harusnya Rp1 Juta
"Itu semua setiap hari serangannya mungkin sampai ratusan ribu percobaan," ujar TIko.
Ia menyebut keamanan digital harus dibangun sejak awal bersamaan dengan pengembangan aplikasi, bukan setelah layanan diluncurkan.
"Bersama-sama pada waktu membangun satu aplikasi, itu sudah dibangun, attached, dan integrated ke dalam proses pengembangan dari aplikasi tersebut," ucap Tiko.
Tiko yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri pada 2016–2019 juga menceritakan bagaimana Bank Indonesia mulai membangun ekosistem pembayaran nasional pada 2019.
Langkah itu dilakukan agar Indonesia tak lagi bergantung pada sistem pembayaran asing seperti Visa dan MasterCard. Hasilnya, lahirlah GPN, QRIS, dan BI-Fast.
"Bank Indonesia dan seluruh perbankan membangun ekosistem sistem pembayaran dari ground up. Infrastructure hardware, software, API integration, security-nya," kata Tiko.
Ia pun bersyukur saat ini sistem pembayaran Indonesia cukup mandiri dengan kehadiran QRIS dan BI-Fast, tidak bergantung pada sistem pembayaran luar neger.
Keamanannya juga disebut tidak jelek. Ruang peretasan di dalam sistem pembayaran disebut semakin kecil.
"Kita lihat API antar bank maupun API dengan e-commerce berjalan dengan baik. Kalau kita lihat fraud yang terjadi di dalam integrasi ini dibandingkan 50 tahun lalu menurun signifikan," ujar Tiko.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.