Galian Jalan Tak Kunjung Usai, Warga Alami Kerugian Luar Biasa
Galian jalan bikin rugi warga triliunan. Solusinya? Multi Utility Tunnel dengan Pipa Vinilon yang tahan hingga 100 tahun.
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil, proyek galian yang tak henti-hentinya di Jakarta telah berubah menjadi beban tambahan ekonomi bagi publik. Bukan hanya memperparah kemacetan, tetapi juga menggerus efisiensi kota, seperti proses distribusi barang yang tersendat, biaya transportasi melonjak, dan produktivitas kerja terbuang di jalan.
Ironisnya, yang tertinggal hanyalah jalan penuh tambalan, lubang berbahaya, serta risiko kecelakaan yang semakin tinggi, sementara transparansi dan koordinasi proyek nyaris tak terlihat.
Menurut riset dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, kemacetan di Jakarta menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp100 triliun per tahun.
Kerugian ini pada akhirnya ditanggung para pengguna jalan, mereka yang harus mengeluarkan biaya operasional kendaraan seperti bahan bakar (sekitar Rp40 triliun), kehilangan waktu produktif, serta menanggung dampak kesehatan akibat polusi udara (sekitar Rp60 triliun). Galian berulang di jalan jelas memperparah kerugian yang setiap hari dirasakan masyarakat.
Kurangnya koordinasi antar instansi jadi penyebab utama. Jalan yang baru diperbaiki bisa digali lagi hanya karena ada pemasangan utilitas baru. Siklus ini membuat kota seperti tidak pernah maju.
Baca juga: Vinilon Group Siap Luncurkan Pipa HDPE 1600 mm, Seberapa Efisien untuk Infrastruktur?
Belajar dari Dunia: Solusi Multi Utility Tunnel (MUT)
Kota besar dunia sudah membuktikan efektivitas Multi Utility Tunnel (MUT), seperti di antaranya:
● Singapura sejak 1999 membangun MUT untuk menyimpan kabel listrik, air, dan telekomunikasi dalam satu terowongan. Hasilnya, biaya perawatan utilitas bisa ditekan hingga 30 persen lebih murah dibanding metode galian terbuka.
● Shanghai memiliki MUT lebih dari 100 km untuk menunjang kawasan bisnis. Proyek ini mengurangi waktu konstruksi hingga 40 persen lebih cepat dibanding cara konvensional.
Dengan MUT, semua utilitas disimpan rapi dalam satu jalur bawah tanah. Jadi, apabila ada perbaikan, teknisi cukup masuk dalam ke terowongan tanpa mengganggu jalanan kota.
Pipa Vinilon KRAH: Fondasi MUT yang Kokoh
Untuk mewujudkan MUT, dibutuhkan material yang kuat, tahan lama, dan fleksibel. Di sinilah Pipa Vinilon KRAH berperan penting. Dengan diameter besar hingga 3000 mm, sistem sambungan rapat, serta ketahanan terhadap tekanan dan korosi, pipa ini ideal untuk mendukung pembangunan MUT. Selain efisien dalam instalasi, pipa ini juga mampu menjamin keandalan infrastruktur hingga 100 tahun.
Demo di DPR mungkin terus berganti isu, tapi keresahan warga terhadap galian jalan nyata setiap hari. MUT dengan Pipa Vinilon KRAH adalah solusi jangka panjang yang bisa membawa Jakarta lebih rapi, modern, dan efisien.Karena masalah nyata warga bukan sekadar politik, melainkan infrastruktur yang benar-benar bisa dirasakan manfaatnya.
Baca juga: Vinilon Group Bersama Solar Chapter Alirkan Kebaikan Melalui Akses Air Bersih untuk Desa Banuan, NTT
Ledakan Sumur Pertamina EP Subang Akibatkan Distribusi Gas untuk 9 Ribu Rumah Dihentikan |
![]() |
---|
Pertamina EP Bentuk Tim Investigasi Selidiki Penyebab Pipa Gas Meledak di Subang Jabar |
![]() |
---|
Ledakan Sumur Minyak Pertamina di Subang, 2 Orang Dilaporkan Alami Luka Bakar |
![]() |
---|
KPK Cium Aroma Korupsi, Kini Selidiki Proyek Pipa Gas Bumi Cisem Senilai Rp 2,8 Triliun |
![]() |
---|
Keluarga Sudah Bisa Besuk, Satgas Amole Jelaskan Insiden MP 60 Terkait Dugaan Perusakan Pipa PTFI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.