Minggu, 9 November 2025

Bertemu Menaker Yassierli, AGTI Bahas Program Magang dan Kurikulum Kompetensi

Program magang dari Kemenaker harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, kuotanya mencapai 15 persen dari total karyawan di setiap perusahaan

Istimewa
AUDIENSI KE MENAKER - Audiensi Ketua Umum Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI) dengan Menteri Ketenagakerjaan Prof. Yassierli di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta. Audiensi membahas penguatan kerja sama strategis antara pemerintah dan industri untuk meningkatkan daya saing tekstil dan garmen nasional. 
Ringkasan Berita:
  • Pengurus Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI) beraudiensi dengan Menteri Ketenagakerjaan Prof. Yassierli di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta.
  • Audiensi membahas penguatan kerja sama strategis antara pemerintah dan industri untuk meningkatkan daya saing tekstil dan garmen nasional.
  • AGTI menyiapkan program magang bekerja di industri garmen dan tekstil untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.
 
 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI) melakukan audiensi dengan Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta.

Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama strategis antara pemerintah dan industri dalam meningkatkan daya saing sektor tekstil dan garmen nasional.

Ketua Umum AGTI Anne Patricia Sutanto mengatakan, AGTI mendukung berbagai inisiatif Kementerian Ketenagakerjaan, khususnya dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui program magang dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.

Baca juga: Pendaftaran Magang Nasional Batch 2 Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Cara Daftarnya

“Program magang dari Kemenaker harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kuotanya mencapai 15 persen dari total karyawan di setiap perusahaan. Ini peluang besar untuk mencetak tenaga kerja siap pakai yang sesuai kebutuhan industri,” ujar Anne.

Selain program magang, pertemuan juga membahas penyusunan kurikulum berstandar kompetensi nasional yang akan disusun secara kolaboratif antara dunia industri, akademisi, dan pemerintah.

Upaya ini diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar global.

Anne menambahkan AGTI juga mendorong pembentukan Productivity Center di berbagai Balai Latihan Kerja (BLK), antara lain di Serang, Bekasi, Solo, Bandung dan Semarang.

Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat peningkatan keterampilan dan efisiensi bagi tenaga kerja sektor tekstil dan garmen.

AGTI juga menyampaikan rencana mengajukan simplifikasi dan pemangkasan biaya perizinan yang terkait langsung dengan beberapa kementerian, termasuk Kemenaker, Kemendag, Kemenperin, dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) agar lebih efisien dan kompetitif.

"Dalam rangka meningkatkan daya saing seiring dengan multilateral dan bilateral perjanjian dagang yang sudah efektif maupun yang akan efektif seperti perjanjian dagang EU Indonesia dan Indonesia Canada FTA CEPA maka kami sangat optimisme di industri ini,"jelasnya.

Anne juga menegaskan, tidak ada pemutusan hubungan kerja, justru banyak perusahaan yang menambah kapasitas produksi, merekrut tenaga kerja baru, bahkan membuka pabrik baru. Artinya, industri tekstil dan garmen Indonesia terus tumbuh dan bergerak maju,” pungkas Anne.(tribunnews/fin)

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved