BTN Salurkan Kredit Program Perumahan ke UMKM Yogyakarta
Yogyakarta menawarkan potensi besar untuk penyaluran KPP karena selama ini kontribusinya cukup konsisten terhadap portofolio KPR Subsidi BTN.
Ringkasan Berita:
- BTN menyiapkan penyaluran Kredit Program Perumahan di Yogyakarta sebagai dukungan terhadap Program Tiga Juta Rumah.
- Pertumbuhan KPR subsidi di Yogyakarta meningkat secara konsisten di dua tahun terakhir.
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyiapkan ekspansi penyaluran Kredit Program Perumahan (KPP) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai dukungan terhadap Program Tiga Juta Rumah yang diusung pemerintah.
Perseroan melihat potensi besar untuk penyaluran KPP di Yogyakarta seiring dengan bertumbuhnya UMKM di sektor perumahan serta sektor-sektor terkait lainnya di kota ini.
Direktur Commercial Banking BTN Hermita mengatakan, Yogyakarta menawarkan potensi besar untuk penyaluran KPP karena selama ini kontribusinya cukup konsisten terhadap portofolio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi BTN, terutama di segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dalam dua tahun terakhir, kata Hermita, pertumbuhan KPR subsidi di Yogyakarta terus meningkat secara konsisten.
"BTN melihat Yogyakarta memiliki potensi sinergi yang besar antara kebutuhan rumah masyarakat, dukungan pemerintah daerah, serta keberadaan banyak pengembang rumah subsidi yang aktif,” ujar Hermita dalam Acara Sosialisasi & Akad KPP di Yogyakarta, Minggu (9/11/2025).
Hermita menilai, Yogyakarta memiliki karakteristik ekonomi yang unik dan stabil, ditopang oleh sektor pendidikan, pariwisata, dan UMKM yang tumbuh seimbang dan saling mendukung.
Selain itu, penduduk berusia muda di Yogyakarta terus meningkat, sehingga memicu permintaan terhadap hunian dengan biaya terjangkau.
“Hal ini didukung ketersediaan lahan untuk pengembangan perumahan di wilayah sekitar kota Yogyakarta, seperti Sleman, Bantul, dan Kulonprogo,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY juga mencatat, selama beberapa dekade terakhir terjadi pergeseran struktur ekonomi Yogyakarta dari sektor primer (pertanian) ke sektor tersier atau jasa dan sektor sekunder (industri atau manufaktur) sehingga menyumbang pertumbuhan ekonomi daerah yang positif.
Baca juga: Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi Segera Tumbuh 5,5 Persen, Sektor Properti Bakal Naik
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang konsisten tersebut, Yogyakarta dinilai cukup menjanjikan bagi sektor properti. Hal ini memicu permintaan terhadap bahan bangunan, furnitur, jasa konstruksi, dan jasa lainnya terkait perumahan yang mayoritas merupakan UMKM.
“BTN melihat ekosistem sektor perumahan di Yogyakarta, mulai dari developer lokal, pelaku usaha bahan bangunan seperti semen, cat, keramik, dan lain-lain, hingga kontraktor kecil sangat potensial untuk menjadi penerima manfaat KPP, seiring dengan meningkatnya aktivitas pembangunan rumah subsidi dan rumah swadaya masyarakat,” tutur Hermita.
Baca juga: Pasar Properti di Kawasan Canggu Bali Menggeliat, Pengembang Mulai Ekspansi
Hermita menjelaskan, sebagian dari para pelaku usaha tersebut sebelumnya telah menjadi nasabah BTN untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BTN, terutama yang terlibat dalam rantai pasok proyek perumahan, serta nasabah KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Sejahtera, utamanya pelaku usaha kecil yang membeli rumah subsidi sebagai hunian pribadi.
“Program KPP diharapkan memperluas jangkauan pembiayaan kepada mereka yang berperan langsung dalam ekosistem perumahan rakyat,” ujarnya.
Sebelumnya, Hermita mengatakan bahwa BTN berharap dapat menjadi penyalur terbesar untuk KPP dari total anggaran senilai Rp130 triliun.
Untuk menopang upaya tersebut, BTN telah melakukan beberapa langkah strategis, yakni diantaranya pelatihan intensif tenaga pemasaran (sales force) mengenai fitur, skema dan manfaat KPP agar mampu menjelaskan secara tepat kepada masyarakat. Kemudian, integrasi sistem digital untuk mempercepat proses pengajuan dan verifikasi data.
Lalu, BTN melakukan kolaborasi lintas divisi, terutama antara unit KPR, KUR, dan pembiayaan perumahan untuk memastikan pendekatan yang terpadu. Selain itu, kata Hermita, BTN menawarkan program insentif dan monitoring kinerja sales agar penyaluran lebih efektif. Saat ini BTN menawarkan suku bunga yang menarik untuk program KPP hanya sekitar 5,99 persen hingga Desember 2025.
“BTN juga memperkuat jaringan dengan pemerintah daerah, asosiasi pengembang, dan koperasi perumahan untuk memperluas basis penerima KPP,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait merasa senang karena banyak masalah perumahan rakyat di Yogyakarta bisa diselesaikan. Misalnya UMKM butuh tambahan modal bisa diselesaikan oleh Bank BTN dan Bank BPD DIY.
"Masalah menyangkut developer dan kontraktor bisa diselesaikan. Bank BPD DIY juga diharapkan membuka counter pelayanan agar rakyat dibuat mudah dan cepat," imbuh Ara.
Ara menuturkan masalah bunga juga terselesaikan dengan bisa memberikan bunga kompetitif sehingga UMKM, developer dan kontraktor bisa merasakan program yang sebelumnya belum ada.
"Mereka bisa meminjam sampai Rp20 miliar. Jadi tidak harus lahir orang kaya baru tapi pengusaha UMKM yang lahir dari Yogyakarta," imbuh Ara.
"Kita jangan bangga menjadi penerima bansos yang terus meningkat. Kita harus bangga kalau ada kelas bawah atau menengah bisa naik kelas lahir dari proses pembangunan dan program ini. Itu yang harus dilakukan," ungkap Ara.
Pada Acara Sosialisasi & Akad KPP yang diselenggarakan di Sportarium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut, BTN menggelar penawaran produk KPP BTN kepada para tamu undangan, yakni developer, kontraktor, toko bangunan, dan UMKM. Selain itu, digelar pula sejumlah booth yang menawarkan produk dan layanan BTN baik untuk funding maupun transaksi, serta toko-toko bangunan mitra strategis BTN.
“Yogyakarta menjadi langkah awal bagi BTN untuk memulai ekspansi KPP ke daerah-daerah potensial lainnya, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dari segi pertumbuhan sektor perumahan dan UMKM, ketiga daerah tersebut menunjukkan tren positif baik dari sisi permintaan hunian maupun kegiatan UMKM di sektor konstruksi dan bahan bangunan,” pungkas Hermita.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
| Menko Muhaimin Sebut Alfamart-Indomaret Bunuh UMKM, Mendag: Sekarang Sudah Ada Pola Kemitraan |
|
|---|
| Panggil Platform e-Commerce soal Thrifting, Kementerian UMKM Sebut Shopee Sudah Steril |
|
|---|
| Kementerian UMKM Siapkan Skema Transisi bagi Penjual Pakaian Bekas Impor ke Produk Lokal |
|
|---|
| Telkom Dukung UMKM Naik Kelas dan Tembus Pasar Global Lewat Trade Expo Indonesia 2025 |
|
|---|
| Bahas Ekosistem Perumahan, Arsitek hingga Mahasiswa Kumpul di Acara Ini |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.