Minggu, 23 November 2025

Virus Corona

Akibat Wabah Corona, Suasana di Negara Teluk Berubah Drastis

Pandemi global corona atau Covid-19 sudah menjangkiti sejumlah negara Teluk sejak beberapa waktu lalu.

Penulis: Ika Nur Cahyani
GLOBAL NEWS
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penguncian di Provinsi Qatif, setelah empat kasus virus corona terakhir dikonfirmasi di negara tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Pandemi global corona atau Covid-19 sudah menjangkiti sejumlah negara Teluk sejak beberapa waktu lalu.

Berbagai larangan diberlakukan, terlebih pada aktivitas yang melibatkan banyak orang.

Hal paling dasar, negara-negara Teluk menghentikan salat Jumat maupun salat berjamaah lima waktu.

Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, kini keadaan seakan berbalik 180 derajat di sejumlah negara mayoritas Muslim ini.

Sekarang hanya ada jalanan sepi dan bar-bar shisha ditutup.

Baca: Kabar dari KBRI, Total Ada 8 WNI di Singapura Positif Virus Corona

Baca: Istri Perdana Menteri Spanyol Dinyatakan Positif Terinfeksi Virus Corona

Jalanan berdebu, pusat perbelanjaan, masjid, dan drone terus menyuarakan imbauan terkait kesehatan publik.

Wabah Covid-19 sudah mengubah semua kebiasaan dan keramahtamahan budaya mereka.

Menurut catatan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), sejauh ini sejumlah negara yang tergabung itu mengantongi lebih dari 870 kasus corona.

Belum ada angka kematian sejauh ini.

Sebagian besar yang terinfeksi adalah orang-orang yang baru saja bepergian ke Iran.

Sebelumya, Iran adalan episentrum penyebaran virus corona di Timur Tengah.

Menurut catatan The Wuhanvirus, kasus corona di iran mencapai angka 13.938.

Sementara angka mortalitasnya mencapai 724 dengan persentase kematian 5,19 persen.

Ancaman ini tak pelak membuat GCC yang beranggotakan Arab Saudi, Uni Emirates Arab, Kuwait, Bahrain, Qatar, dan Oman mengambil langkah drastis untuk menanggulanginya.

"Seolah-olah hari ini adalah akhir pekan, bukan awal minggu ini," ujar bocah 15 tahun asal Dubai, Amal al-Hashem.

Isak Tangis Muadzin Lantunkan Adzan agar Tidak Berjamaah di Masjid: Shalatlah di Rumahmu
Isak Tangis Muadzin Lantunkan Adzan agar Tidak Berjamaah di Masjid: Shalatlah di Rumahmu (Youtube Guardian)

Dia menggambarkan betapa sepinya jalanan di Dubai saat itu.

Sementara itu, Kuwait mengambil tindakan yang cukup ekstrem untuk memukul mundur wabah asal China ini.

Otoritas setempat mengunci sebagian besar wilayah Kuwait selama akhir pekan.

Negara ini menjadi satu-satunya negara yang melakukan hal tesebut selain Italia.

Jalanan di bandara utama Kota Kuwait kosong.

Semua penerbangan komersial dari negara Teluk paling kecil itu telah ditangguhkan.

Drone dari pemerintah tidak henti terbang untuk menyuarakan peringatan agar orang-orang tetap mengunci diri di rumah.

Imbauan itu disampaikan dalam berbagai bahasa.

Berpindah ke Qatar, kini jantung ibukota yaitu Doha menjadi sepi.

Padahal biasanya kota metropolis ini menjadi pusat wisata dan hiburan.

Bahkan distrik perbelanjaan di Riyadh seakan tidak ada kehidupan.

Nagara-negara Teluk kompak menutup bioskop dan pusat hiburan lainnya seperti tempat fitnes dan spa.

Mereka juga tidak lupa menutup salah satu hiburan favorit warga Timur Tengah yakni shisha.

Tak Ada Kontak Fisik Membuat Salam Menjadi Canggung

Warga di Muscat, ibu kota Oman, mengaku kini banyak orang ketakutan dan panik menyentuh apapun.

Mereka biasa menyebutnya dengan istilah cornophobia.

Menurut mereka, kini banyak orang berhenti berjabat tangan atau saling mencium pipi.

Diketahui, bahwa hal-hal ini adalah salam yang umum dilakukan di seluruh daratan Arab.

Seorang pria dari Arab Saudi, Abu Abdurrahman mengaku sangsi dengan norma-norma sosial yang tiba-tiba berubah.

"Saya harus berjabat tangan dan mencium atau tidak? Saya tidak tahu," kata Abdurrahman.

Baca: Viral Video Muadzin Menahan Tangis Saat Kumandangkan Adzan di Kuwait: Salatlah Kalian di Rumah

Baca: Gagal Terbang ke Arab Saudi, 826 Penumpang Sempat Emosi, Ini Kronologinya

Kebiasaan ini sudah mendarah daging sampai Abdurrahman merasa malu saat tidak melakukannya.

"Aku berusaha tidak melakukannya, tapi aku merasa malu," tambahnya.

"Bagaimana bila orang lain mengulurkan tangan lebih dulu?" tanya Abdurrahman, dilansir Al Jazeera.

Sedangkan Uni Emirates Arab dan Qatar menghimbau warga untuk berhenti salam tradisional menggunakan hidung.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved