Rabu, 27 Agustus 2025

Virus Corona

Apa itu Rapid Test Virus Corona? Begini Arti dan Penjelasannya

Presiden Joko Widodo menginstruksikan rapid test Covid-19 atau biasa dikenal Virus Corona secara massal di Indonesia. Berikut arti Rapid Test!

AFP/JANE BARLOW
Ilustrasi - Presiden Joko Widodo menginstruksikan rapid test Covid-19 atau biasa dikenal Virus Corona secara massal di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan rapid test Covid-19 atau biasa dikenal virus corona secara massal di Indonesia. 

Apa itu rapid test?

Rapid test memiliki arti pengujian cepat.

Dalam kasus virus corona, rapid test ini bisa diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk pengujian Covid-19, dilakukan secara cepat dan tidak memerlukan instrumen yang rumit.

Dilansir ox.ac.uk, para ilmuwan dari Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Pusat Penelitian Lanjut Oxford Oxford (OSCAR) telah mengembangkan teknologi pengujian cepat untuk virus corona baru SARS-CoV-2 (COVID-19).

Tim, yang dipimpin oleh Prof Zhanfeng Cui dan Prof Wei Huang, telah bekerja untuk meningkatkan kemampuan uji coba ketika virus menyebar secara internasional.

Baca: Apa itu Social Distancing? Jokowi Unggah Video soal Sosial Distancing, Perhatikan Berikut Ini

Baca: Dua Hari Terdakwa Mengamati Tempat Tinggal Novel Baswedan Sebelum Lakukan Penyiraman Air Keras

Tes baru ini jauh lebih cepat dan tidak memerlukan instrumen yang rumit.

Tes viral load sebelumnya membutuhkan 1,5 hingga 2 jam untuk memberikan hasil.

Tim peneliti telah mengembangkan tes baru, berdasarkan pada teknik yang mampu memberikan hasil hanya dalam setengah jam lebih dari tiga kali lebih cepat daripada metode saat ini.

Prof Wei Huang mengatakan, "Kelebihan tes baru ini terletak pada desain deteksi virus yang secara khusus dapat mengenali fragmen RNA dan RNA SARS-CoV-2 (COVID-19)."

Tes ini memiliki pemeriksaan bawaan untuk mencegah positif atau negatif palsu dan hasilnya sangat akurat.

Selain itu, teknologinya sangat sensitif, yang berarti pasien pada tahap awal infeksi dapat diidentifikasi lebih cepat, berpotensi membantu mengurangi penyebaran coronavirus SARS-CoV-2 (COVID-19).

Teknologi ini hanya membutuhkan blok panas sederhana yang mempertahankan suhu konstan untuk transkripsi balik RNA dan amplifikasi DNA, hasilnya dapat dibaca mata telanjang.

Seorang paramedis Laboratorium memegang sampel virus di laboratorium Hengyang, Provinsi Henan, China, Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (STR/AFP)/China OUT
ilustrasi. (STR/AFP)/China OUT (AFP/STR)

Membuat teknologi ini berguna di daerah pedesaan atau pusat kesehatan masyarakat.

Teknologi ini telah divalidasi dengan sampel klinis nyata di Rumah Sakit Rakyat Shenzhen Luohou di Cina.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan