Virus Corona
Achmad Yurianto Sebut Hasil Rapid Test Covid-19 Negatif Belum Tentu Indikasikan Tidak Sakit
Achmad Yurianto mengatakan hasil rapid test yang negatif belum tentu menunjukkan yang bersangkutan tidak sedang sakit.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Saat ini pemerintah telah mulai melakukan rapid test sebagai tindak pencegahan penyebaran virus corona.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, Achmad Yurianto mengatakan hasil rapid test yang negatif belum tentu menunjukkan yang bersangkutan tidak sedang sakit.
Pemerintah akan melakukan rapid test ke seluruh wilayah di Indonesia terutama pada kelompok yang beresiko.
Pemeriksaan rapid test itu akan disinergikan dengan kegiatan tracing pada kasus yang positif corona.
Jika nantinya didapati hasil positif, maka akan dilakukan isolasi terhadap yang bersangkutan.
Namun demikian, Yuri mengingatkan bahwa hasil negatif dari rapid test juga belum menjadi jaminan jika yang bersangkutan tidak sedang sakit.
"Hasil negatif dari rapid test, tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan sedang tidak sakit," kata Yuri saat konferensi pers, Sabtu (21/3/2020) sore, seperti disiarkan YouTube BNPB.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona di Indonesia 21 Maret: 450 Positif Covid-19, 38 Meninggal, 20 Sembuh
Baca: Pernyataan Jokowi Terkait soal Covid-19, Siapkan Obat hingga Mulai Rapid Test di Wilayah Terjangkit

Bisa saja pada pemeriksaan ini didapatkan hasil negatif pada orang yang sudah terinfeksi oleh virus corona, namun karena respon imun belum muncul sehingga hal itu tidak terdeteksi.
"Respon serologi, respon imunitasnya belum muncul, ini sering terjadi pada infeksi yang masih berada di bawah 7 haru atau 6 hari, hasilnya akan negatif," jelasnya.
"Oleh karena itu, ini akan diulang lagi untuk 6 hari atau 7 harui kemudian dengan pemeriksan yang sama," lanjut Yuri.
Yuri berharap, masyarakat yang dinyatakan negatif tetap melakukan protokol kesehatan seperti melakukan social distancing.
Untuk hasil positif, nantinya juga akan ditindaklanjuti oleh petugas medis.
Pasien yang dinyatakan positif corona bisa saja tidak dilakukan perawatan di rumah sakit namun dilakukan isolasi di rumah.
Pada prinsipnya yakni adalah dilakukan isolasi baik secara perorangan, karantina perorangan ataupun karantina rumah sakit.
Baca: Efektivitas Avigan dan Chloroquine Sembuhkan Corona Perlu Diuji Secara Klinis
Baca: Tunggu Alat Rapid Test Corona, Ganjar Pranowo Prioritaskan Solo dan Semarang
Yuri menjelaskan virus corona bisa menyerang siapa saja dan tidak memandang usia.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berada di rumah jika tak mempunyai kegiatan yang bersifat sangat penting.
"Pastikan kalau memang tidak perlu sama sekali untuk keluar dari rumah, lebih baik tidak keluar dari rumah," kata Yuri.
Data yang ada saat ini, menunjukkan bahwa untuk kelompok usia muda mempunyai daya tahan yang lebih baik.
Namun bukan berarti kelompok usia muda ini tidak akan terkena, malah justru hal ini perlu diperhatikan, sebab kelompok usia muda bisa terkena namun tanpa mengalami gejala.
"Inilah yang kemudian menjadi salah stau faktor cepatnya penyebaran, karena kita terkena tanpa gejala kemudian tidak melakukan isolasi diri," ucapnya.
Jika hal ini menular ke orang lain terutama ke usia yang lebih tua, hal ini akan menjadi permasalahan yang cukup besar, sebab kelompok usia yang lebih tua akan lebih rentan.
Baca: Siapkan Jutaan Obat untuk Pasien Corona, Jokowi: Kita Tidak Diam
Baca: Pemerintah Klaim Sudah Miliki 2.000 Alat Rapid Test Covid-19
Update Kasus Corona
Data yang terhimpun hingga Sabtu (21/3/2020) menunjukkan total pasien positif Covid-19 bertambah menjadi 450 orang.
Hal itu diungkapkan Yuri dalam konferensi pers perkembangan kasus Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (21/3/2020).
"Ada penambahan kasus 81 orang, sehingga kini total pasien positif Covid-19 totalnya 450 orang," ujar Yuri dilansir Kompas TV.
Sementara itu ada tambahan 4 orang yang sembuh, sehingga total pasien sembuh 20 orang.
Penambahan kasus kematian 6 orang, sehingga total pasien meninggal dunia berjumlah 38 orang
"Seluruh data sudah kami berikan kepada Pemprov, rumah sakit, dan Dinkes Kabupaten/Kota untuk melakukan tracing," ungkap Yuri.
Yuri juga menyebut pemerintah menyiapkan 1 juta rapid test.
"Sampai hari ini sudah menjalankan lebih dari 2 ribu pemeriksaan dan masih berlangsung," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Tio/Gilang)