Virus Corona
Soal Rapid Test Corona, Dokter Spesialis Paru: Tenaga Medis Harus Jadi Prioritas
Dokter Spesialis Paru dr Faisal Yunus menyebut yang harus diprioritaskan dalam rapid test atau tes cepat virus corona adalah tenaga medis atau dokter
Penulis:
Ifa Nabila
Editor:
bunga pradipta p
Dikhawatirkan jika tak terdeteksi sejak dini, maka PDP yang positif corona bisa berkeliaran di mana-mana dan tanpa sengaja menyebarkan virus tersebut.
"Pasien itu tinggal di mana keluarganya, kan ini rapid test hanya bisa positif kalau sudah ada gejala. Jadi kalau ada gejala-gejala sudah terjadi pada keluarga, atau orang terdekatnya, itu yang diprioritaskan terlebih dahulu," terangnya.
"Karena kalau tidak demikian, orang-orang yang tadinya positif, dia bisa ke mana-mana, dia akan menambah penyebaran ke mana-mana," tambahnya.
Berikut video lengkapnya:
Jokowi prioritaskan Jakarta Selatan
Dikutip dari Kompas.tv, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprioritaskan rapid test dilaksanakan di Jakarta Selatan.
Diketahui, rapid test sudah dilakukan sejak Jumat (20/3/2020) sore.
Jokowi menyebut rapid test dilakukan pada orang yang sempat kontak dengan pasien virus corona.
"Rapid test sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu sudah diketahui ada kontak tracing pasien positif dan didatangkan dari rumah ke rumah," kata Jokowi dalam konferensi pers, Jumat.
Sang presiden menyebut Jaksel menjadi wilayah rapid test massal pertama lantaran banyak warga di sana yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.
Jokowi pun memprioritaskan pengetesan itu di daerah yang paling rawan.
"Indikasi yang paling rawan di Jakarta Selatan," kata Jokowi.
Cara kerja rapid test
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, rapid test paling sering menggunakan format dipstick atau kaset, dan memberikan hasil dalam waktu tak lebih dari 30 menit.
Sampel darah yang dikumpulkan dari pasien diaplikasikan pada bantalan sampel pada kartu tes dengan reagen tertentu.