Kamis, 4 September 2025

Virus Corona

Cerita Pedagang Warteg di Jakarta Terimbas Virus Corona, Pendapatan Menurun Hingga Tak Bisa Mudik

Wati menduga, penyebab merosotnya jumlah pengunjung di wartegnya beberapa hari terakhir ini adalah wabah virus corona (Covid-19).

Editor: Adi Suhendi
WARTA KOTA/WARTA KOTA/Nur Ichsan
Ilustrasi: MAKAN WARTEG GRATIS - Warga keluar pintu usai menikmati makan siang di Warung Tegal (Warteg) Putra Bahari di kawasan Tanjung Duren Timur, Jakarta Barat, yang menyediakan layanan makan warteg gratis selama 2 pekan yang digagas Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Rabu (25/3/2020). Sebanyak 100 porsi makanan disediakan bagi mereka yang membutuhkan seperti pekerja harian diantaranya ojol, pedagang keliling, buruh, maupun mereka yang terpaksa dirumahkan akibat adanya seruan untuk tinggal di rumah sehingga tidak punya penghasilan, terkait penyebaran wabah Covid-19. Dengan adanya aksi ini diharapkan ukm semacam warteg yang terancam kolaps juga bisa kembali ngebul, wargapun bisa terbantu makan gratis dengan adanya kegiatan operasi pangan untuk saudara sebangsa ini. Adapun waktu untuk mendapatkan makan gratis dengan menu senilai Rp 15 Ribu/kupon di sini waktunya di batasai hanya pada pukul 14.00 hingga pukul 15.00 saja, Saat ini baru ada 5 warteg yang ikut dalam program layanan ini seperti, Warteg Nurul di Jakarta Pusat, Warteg Bu Ali di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Warteg Ridho di Jakarta Selatan, Warteg Putra Bahari, di Kampung Melayu, Jakarta Timur, dan Warteg Putra Bahari di Tanjung Duren Timur, Jakarta Barat, Menurut rencana ACT dan Kowantara menargetkan 1000 warteg se jabodetabek dalam program ini secara bertahap.WARTA KOTA/Nur Ichsan 

"Tapi kalau yang beli kopi banyak. Orang di konter HP sebrang atau orang bengkel sebelah," imbuh Wati.

Wati menduga, penyebab merosotnya jumlah pengunjung di wartegnya beberapa hari terakhir ini adalah wabah virus corona (Covid-19).
Sebagaimana diketahui, pemerintah menerapkan kebijakan physical distancing dalam rangka mencegah meluasnya penularan pandemi tersebut.

Menurunnya jumlah pengunjung berimbas pada pemasukan Wati sebagai pedagang.

Ia tak merinci jumlah pendapatannya jika di hari biasa sebelum Covid-19 mewabah.

Namun, ia memastikan pendapatnya menurun signifikan.

Baca: Setelah Tegal, Tambun dan Cibitung Dikabarkan Di-Lockdown, Ini Penjelasan Kapolres

"Sepertinya karena Corona ini mas, orang-orang kan enggak boleh keluar. Warung saya kalau sepi gini pendapatan juga turun signifikan, yang pasti turun jauh," katanya.

Ia pun sejatinya tak pernah menyangka virus corona akan berimbas pada mata pencariannya.

Wati pun berharap agar virus ini segera ditangani pemerintah.

Alasannya, pendapatannya akibat kebijakan physical distancing terus merosot.

"Kalau bisa sih cepat-cepat ditangani ini virusnya, warung saya sepi terus," katanya singkat.

Selain itu, sebagai orang asli Tegal, Wati mengaku kecewa atas kebijakan lockdown yang diterapkan Walikota Dedy Yon Supriyono.

Diketahui, Dedy Yon memberlakukan lockdown selama 4 bulan ke depan di mana akses keluar masuk kota Tegal akan dihentikan per tanggal 30 Maret sampai 30 Juli 2020.

Keputusan lockdown diambil Dedy lantaran seorang warga Tegal dinyatakan positif virus corona.

Langkah tersebut memang upaya yang terbukti efektif dalam mencegah penularan virus corona.

Namun, bagi Wati hal tersebut terbilang cukup mengecewakan.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan